Tuesday, November 20, 2012

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un. Selamat jalan, mbah Nur.

Semua yang lahir pasti akan meninggal. Ada yang datang dan ada yang pergi.

Kelahiran Syafiqah Rahmah di bulan November ini ternyata diikuti dengan kepergian Mbah Nur tercinta.
Kemarin mbah Nur (ibunya papa saya) telah dipanggil Allah SWT dalam usia 80 tahun lebih. Beliau meninggal dalam kondisi sakit yang cukup parah karena kanker payudara yang dideritanya selama 1 tahun lebih. Beberapa tahun sebelumnya, mbah pernah terkena stroke 2 kali. Bahkan stroke yang terakhir menyebabkan beliau susah menggerakkan bibir untuk bicara dan kaki untuk berjalan.

Buat keluarga kami, mbah Nur menempati tempat yang sangat istimewa. Bagaimana tidak? Papa adalah anak satu-satunya Mbah Nur. Sehingga semua kasih sayang mbah Nur dicurahkan kepada kami, anak-anak papa. Mbah Nur dan mbah Karim lama tinggal di Pekalongan, bahkan mbah Karim meninggal di kota kelahiran papa itu. Sejak kecil, hampir setiap lebaran Idul Fitri kami melakukan tradisi mudik ke Wonopringgo, sebuah kota kecil di Pekalongan.

Sejak kecil kami terbiasa dengan kasih sayang Mbah Nur yang selalu tak habis-habisnya. Terlebih lagi bila kami mudik ke rumah beliau. Setiap pagi kami pasti selalu dibelikan Nasi Megono seharga Rp. 1,000 per bungkus. Nasi Megono ini terdiri dari nasi hangat + Urap nangka gurih manis khas Pekalongan + Tempe goreng tepung. Kami tidak pernah bosan makan nasi megono tiap pagi selama kami di sana. Hehehe..


Friday, November 16, 2012

Sekali lagi, ulang tahun penuh kebahagiaan.. Alhamdulillah..

Alhamdulillah.. Sudah 28 tahun.. ^_^

Coba saya ingat-ingat dulu pencapaian sampai saat ini :
1. Sudah lulus sekolah sampai jenjang S1;
2. Sudah bekerja di bidang yang sesuai dengan background kuliah;
3. Sudah memiliki penghasilan sendiri dan cukup layak sesuai dengan jenjang pendidikan dan skill;
4. Sudah memiliki suami yang insya Allah terbaik;
5. Sudah memiliki Syafiqah Rahmah;
6. Sudah bisa membahagiakan orang tua dengan mewujudkan keinginan mereka terhadap saya, sedikit demi sedikit;
7. Sudah dan masih memiliki banyak teman dan sahabat yang menyayangi saya;
8. Terpenting : masih hidup, sehat, dan insya Allah bermanfaat untuk sesama.

Hmm... yang saat ini masih diperjuangkan :
1. Mendampingi Ibas membiayai adik-adiknya hingga lulus kuliah;
2. Ingin menaikkan kemampuan diri dalam hal programming, bisa lewat sekolah lagi, workshop, course, dsb -> ingin Ibas juga seperti ini;
3. Ingin memiliki rumah sendiri yang sesuai dengan impian saya dan Ibas ( saya akan bahas disini );
4. Memiliki usaha yang saya impikan, berhubungan dengan IT, buku, wanita, keluarga;
5. Ingin meningkatkan kemampuan diri sendiri sebagai muslimah, termasuk memantapkan ibadah sehari-hari dan ibadah haji;
6. Ingin bisa masak setiap hari untuk anak dan suami -> Ibas pernah protes saya jadi jarang masak buat dia semenjak punya anak :P ;

Saat ini beberapa item di atas yang baru terpikirkan. Mungkin tahun depan bisa berubah atau nambah listnya. Hehehehe..
Catatan : penomoran di atas itu bukan berarti yang disebut belakang tidak lebih penting dari pada yang disebut duluan. Semua item di atas sama berartinya untuk saya. :)


^_^

Wednesday, November 7, 2012

Please welcome Syafiqah Rahmah

Jum'at, 2 November 2013

Sesuai dengan jadwal, saya dan Ibas berangkat ke RSIA Tambak ba'da maghrib. Sampai di RSIA Tambak, kami makan malam dulu sebelum akhirnya mendaftarkan saya untuk rawat inap. Alhamdulillah saya mendapatkan kamar kelas utama sesuai keinginan kami. Kenapa kelas utama? Karena di RSIA Tambak, kelas 1 dan kelas utama tidak terlalu jauh baik harga maupun luas kamarnya. Yang berbeda adalah pada kamar kelas 1 terdapat sofa, sedangkan pada kamar utama terdapat sofa bed. Sofa bed lebih luas dan lebih nyaman untuk tidur dari pada sofa biasa. Hal ini diperuntukkan untuk keluarga yang akan menjaga saya selama dirawat di RSIA Tambak. 

Selesai proses pendaftaran dan pembayaran deposit awal, saya langsung diminta untuk datang ke ruang kala. Ruang kala ini merupakan ruang tunggu bagi bumil (ibu hamil) yang akan melahirkan. Saat itu ada 3 bumil yang sedang menunggu pembukaan lengkap. Karena saya adalah pasien operasi caesar, maka saya melakukan persiapan sebelum operasi. Kemudian suster mencukur rambut vagina saya dan melakukan rekam jantung bayi dalam kandungan saya. Proses rekam jantung bayi seharusnya hanya membutuhkan waktu tak lebih dari 30 menit. Namun, karena posisi bayi yang melintang dan bergerak-gerak, suster agak kesulitan untuk melakukan rekam jantung bayi hingga menghabiskan waktu 2 jam lebih.

Sabtu, 3 November 2012

Terus terang, saya tidak dapat tidur nyenyak semalaman itu. Saya diminta untuk bangun pada jam 4. Kemudian bersih-bersih di kamar mandi dan diminta untuk mengganti baju dengan baju operasi. Perasaan saya campur aduk pagi itu, bahkan saya tidak dapat mengingat pasti apa saya rasakan. Hehehe. Ibas dan mba iin membantu saya mempersiapkan diri, karena mereka berdua menginap sejak malam sebelumnya. Ketika suster dan bidan menjemput saya, ternyata ada bapak dan ibu mertua saya yang sudah datang diantar oleh adiknya Ibas. Memasuki kawasan ruang operasi, saya tidak dapat berfikir lagi, hanya mengikuti alur adegan yang ada. Hehehe.. Ibas diminta untuk menandatangi beberapa dokumen persetujuan operasi caesar. Setelah itu saya diajak masuk ke ruang pemulihan operasi sambil menunggu dokter-dokter yang akan membantu persalinan saya. Tak lebih dari 10 menit kemudian (tapi rasanya lama banget :P), para dokter mulai berdatangan. Sesuai yang tertera di papan jadwal yang tertempel di dinding ruangan itu, ada 4 dokter yang akan membantu persalinan saya, yaitu dr Reino (dokter kandungan saya), 1 dokter kandungan sebagai asisten dr. Reino, 1 dokter anastesi, dan 1 dokter anak.
Saat itu saya duduk dan menyaksikan para dokter dan suster berganti baju operasi. Rasanya tidak dapat dijelaskan deh. Tak lama kemudian saya diajak masuk ke ruang operasi. Suhu ruangan itu dingiiin sekali, mungkin seperti freezer dagiing beku yang sering saya liat di restaurantnya Tuan Crab. Hehehe. Saya berjalan menuju meja operasi tanpa alas kaki, saya merasakan kaki seperti kebas. Suster membantu saya untuk naik ke tempat tidur operasi dan meminta saya duduk agak membungkuk, untuk disuntikkan obat bius di tulang belakang saya. Saking dingin ruangannya, saya hampir tidak merasakan rasa sakit suntikannya. Setelah itu saya diminta untuk berbaring terlentang. Suntikan itu bersifat lokal dan hanya membius bagian tubuh saya mulai dari pinggang sampai ujung kaki.
Kemudian para suster mempersiapkan segala sesuatunya termasuk memasang semacam penutup di bawah dada saya. Tak lama kemudian dr. Reino datang dan menyapa saya dengan sapaan hangat seperti biasanya. Dia meminta sama-sama mengucap bismillah sebelum memulai operasi. Saya masih ingat dokter anastesi saya duduk di sebelah kiri belakang tempat tidur operasi. Saya tidak dapat melihat pasti, namun sepertinya dokter anastesi berlaku semacam notulen yang mencatat apa yang terjadi di ruang operasi. Beliau juga yang menceritakan kepada saya apa yang sedang terjadi. Hehehe.. Saya sendiri masih dapat mendengar suara kucuran yang saya duga adalah kucuran darah yang keluar ketika dokter membelah perut saya. :D Tak lama kemudian terdengar suara tangisan pertama anak saya. Alhamdulillah.
Dr. reino kemudian memberikan selamat kepada saya bahwa putri saya lahir dengan selamat, sehat, dan lengkap semua anggota tubuhnya. Alhamdulillah.. Kemudian dokter anak dan suster asistennya membersihkan darah putri saya seadanya untuk kemudian meletakkan di atas dada saya untuk IMD (Inisiasai Menyusui Dini). Sungguh tidak dapat dijelaskan rasanya saat itu, melihat anak saya seperti merangkak dengan mejilat-jilat dada saya sampai akhirnya menemukan puting payudara saya dan mengemutnya. Subhanallah. :)
Kemudian saya teringat untuk menanyakan masalah miom kepada dr. reino, apakah dapat diangkat saat itu juga. dr. Reino menjawab bahwa "Nanti saya lihat, kita bereskan dulu bekas operasi bayinya, ya". Saya tidak menyadari bahwa saat itu, pihak dokter sedang meminta persetujuan Ibas untuk mengangkat miomnya. Saya berfikir saat itu dokter tidak memberitahukan saya agar saya tidak panik karena masih dalam kondisi stress pasca operasi pengangkatan bayi. Saya baru mengetahui tentang miom saya beberapa puluh menit kemudian.dr Reino menawarkan untuk melihat miom saya, dan saya bersedia. Alhamdulillah miomnya dapat diangkat sekalian.
Setelah itu dokter menjahit bekas operasinya, bahkan saya dapat melihat jarum dan benang yang digunakan, karena tangan dokternya diangkat terlalu ke atas ketika menarik benang jahitannya sehingga kelihatan di atas kain penutup. Setelah semua rapih, para dokter berpamitan. Dokter anak menjelaskan tentang kondisi anak saya yang alhamdulillah sehat, namun masih harus diobservasi, sehingga harus dibawa ke ruang bayi dulu. Setelah para dokter keluar dari ruang operasi, para suster membereskan peralatan operasi dan juga memindahkan saya ke ruang pemulihan.
Sampai di ruang pemulihan saya diselimuti dengan selimut berbahan seperti alumunium foil yang hangat. Selimutnya seperti selimut yang digunakan untuk sauna / pengecilan berat badan. Mungkin tujuan selimut itu untuk mengembalikan suhu tubuh saya ke suhu normal karena baru keluar dari ruang operasi yang sangat dingin itu. Tak lama kemudian saya merasa sangat ngantuk sekali. Saya baru terbangun ketika suster datang untuk mengecek tekanan darah dan mengganti pembalut nifas saya. Saya bertanya kepada suster jam berapa saat itu dan saya kaget ketika suster mengatakan sudah jam 9 lewat. Ternyata saya sudah tidur cukup lama. Hehehe.
Sekitar 20-30 menit kemudian saya dipersiapkan untuk dipindahkan ke kamar perawatan. Ternyata beberapa keluarga sudah datang ketika saya sudah di dalam ruang operasi. Karena lamanya saya di ruang pemulihan, mereka sudah pulang karena masih ada keperluan lain. Mereka berjanji untuk kembali menjenguk di lain hari. Ketika saya kembali ke ruang perawatan, masih cukup banyak keluarga yang masih menunggu. :)

And this is.. Please welcome Syafiqah Rahmah, putri cantik buah hati saya dan Ibas. Lahir hari Sabtu, 3 November 2012 pukul 5.22, dengan BB 3.14 kg dan panjang 49 cm di RSIA Tambak. Terima kasih atas support dan do'anya. Iis - Basuki.

Sunday, October 14, 2012

Trimester Ketiga

Minggu ke 25 - 28
Alhamdulillah.. Baby berkembang dengan baik dan sehat. Organ tubuhnya sudah lengkap, tapi ukurannya masih kecil-kecil. Hehehe.. Ukuran kepala normal, yang artinya tidak kecil ataupun terlalu besar (hydrosefalus). Begitu juga lingkar perutnya.

Minggu ke 29 - 32
Pada minggu-minggu ini air ketuban mulai dicek. Jumlahnya cukup dan warnanya normal, tidak berwarna kehijauan yang berarti keracunan. Jumlah jari kedua tangan dan kedua kakinya normal. Ada betis dan paha yang artinya, insya allah tidak kuntet. Berat badan bayinya normal. Hingga minggu ke 32, dr. Reino masih optimis bahwa saya masih bisa lahir dengan proses spontan. Walau ukuran miom cukup besar, selama posisi kepala bayi bisa turun dan masuk ke dalam panggul.

Minggu ke 33 - 36
Mulai minggu ke 32, saya disarankan untuk ikut senam hamil. Agar diarahkan gerakan-gerakan yang dapat membuat kepala bayiku turun dan memasuki panggul. Berat badanku hingga minggu ke 36, total kenaikan hanya 6 kg. Menurut dokter kandunganku, dan juga suster serta bidan instruktur senam hamil, kenaikan berat badan ibu hamil tidak harus terlalu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah berat badan bayinya normal, dan keadaannya sehat. Begitu juga keadaan ibunya harus sehat.

Sunday, August 26, 2012

Kalau Joni Bisa Ngomong

Apa kalian tahu film "Janji Joni"? Film yang dibintangi oleh Nicholas Saputra sebagai Joni, bercerita tentang pekerjaan seorang pengantar film di bioskop. Inti cerita dalam film ini sih tentang bagaimana perjuangan seorang pengantar film untuk dapat mengantar film ke berbagai bioskop dengan tepat waktu demi dapat berkenalan dengan seorang wanita cantik.

Namun, bukan itu yang ingin saya bahas di sini. Dalam film Janji Joni disebutkan beberapa jenis penonton bioskop. Karena saya (dan Ibas) suka sekali nonton film di bioskop, maka saya akan sebutkan jenis penonton (yang mengganggu) versi saya.

1. Penonton telat.
Penonton jenis ini datang setelah lampu bioskop dimatikan. Yang lebih bikin sebal adalah jika penonton itu duduknya di pojok, sehingga dia mengganggu penononton di sepanjang barisan tersebut

2. Penonton ngobrol.
Penonton ini biasanya tidak menonton sendiri. Dia ngobrol dengan orang yang bersamanya. Please deh, kalau mau ngobrol mah di luar saja.

3. Penonton kring-kring.
Ini penonton paling menyebalkan. Dia lupa atau memang sengaja tidak mematikan dering handphoe. Sehingga ketika ada yang menghubunginya, handphonenya berbunyi. lebih menyebalkan lagi jika ia dengan santainya mengangkat telp tersebut dan berbicara seolah-olah tidak mengganggu.

4. Penonton komentar.
Penonton jenis ini merupakan yang paling menyebalkan kedua setelah penonton kring-kring. Dia selalu komentar semua adegan film yang sedang berlangsung. Bisa dia komentar dengan temannya atau kadang ngomong sendiri.

5. Penonton handphone.
Penonton yang satu ini mungkin sudah meng-silent-kan handphonenya. tapi ia tetap memakai handphonenya untuk sekedar melihat jam, sms an, bbm an, FB an, atau kegiatan lainnya. Kegiatannya tersebut menyebabkan backlight handphonenya menyala. Suasana bioskop yang gelap akan membuat sinar sekecil apapun menyolok mata penonton yang lainnya.

6. Penonton tidak bisa diam.
Penonton ini tidak berisik karena suaranya, tapi karena gerak-geriknya. Jika sesekali membetulkan letak duduk sih masih normal ya. tapi jika hampir tiap menit ia bergerak, dari membetulkan letak duduk, mengambil / menaruh sesuatu di tasnya, dan lain sebagainya. Bahkan tak jarang ada yang menggoyangkan / menggerakkan kakinya seperti sedang menjahit. Gerakan seperti itu membuat lantai dan kursi penonton di sebelahnya ikut goyang.

7. Penonton bolak balik.
Biasanya penonton yang termasuk jenis ini adalah penonton yang (sok) sibuk atau penonton beser. Tiap ada telp masuk, dia keluar bioskop untuk menerima panggilan itu. Namun yang membuat mengganggu adalah panggilan telp bisa beberapa kali dalam pada saat film sedang diputar. Penonton beser juga mengganggu, karena biasanya dia bisa beberapa kali bolak-balik ke toilet. Yang lebih parahnya lagi jika ia duduk di kursi barisan atas. Saat sedang kebelet, seseorang bisa saja lari-lari agar tidak pipis di celana. Dan gerakannya itu yang mengganggu penonton yang lain, terutama yang duduk di barisan yang sama.

Sunday, July 29, 2012

Trimester Kedua

Minggu ke 13 - 16
Mulai minggu ini saya lebih concern kepada miom yang ada di dalam rahim saya. Karena harus dipastikan bahwa miom tersebut tidak mengganggu janin yang sedang saya kandung. Hingga minggu ke 16, Alhamdulillah janin yang sedang saya kandung berkembang dengan baik.

Minggu ke 17 - 20
Pada bulan ini diketahui bahwa miom yang ada di dalam rahim saya mulai membesar. Menurut dokter tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyetop perkembangan miom atau memperkecil ukurannya. Yang bisa dilakukan adalah hanya memonitor bahwa janin dalam keadaan baik dan berkembang dengan semestinya.
Saat itu saya sih belum merasakan apapun di perut saya. Bahkan ukuran perut saya hanya ada gundukan kecil, dan belum terlihat seperti orang hamil. Jadi saya dan Ibas masih sanggup untuk berjalan-jalan ke Jogja selama 3 hari. :)

Minggu ke 21 - 24
Ukuran perut saya mulai membuncit. Tapi karena saya hampir tidak pernah menggunakan pakaian / kaos yang melekat di badan, sehingga orang umum belum menyadari bahwa saya sedang hamil. Hehehe.
Namun pada minggu ke 23, tiba-tiba saya merasakan  nyeri yang sangat pada perut bagian bawah dekat vagina, seperti sakit sedang haid yang dulu sering saya alami. Naasnya, saat itu hampir semua dokter kandungan di Jakarta sedang di Bali untuk mengikuti konferensi dokter kandungan se-Indonesia, termasuk dokter di klinik bersalin yang biasa saya datangi.
Bahkan rumah sakit pemerintah sebesar RSCM pun tidak ada dokter spesialis kandungan yang praktek. Saya malah disuruh menginap ke UGD dulu sampai dokter kembali dari Bali. Tentu saja saya menolak. Hanya membuang waktu dan biaya, karena dokter jaga atau suster yang ada pun tidak dapat melakukan tindakan yang hanya dapat dilakukan dokter spesialis kandungan jika terjadi sesuatu terhadap saya dan kandungan saya.
Malam itu juga, saya dan suami browsing semua rumah sakit di Jakarta yang menyediakan praktek dokter kandungan. Dari 20 Rumah sakit yang kami tlp, 19 diantaranya mengatakan hal yang sama, yaitu dokter spesialis kandungan mereka sedang ke Bali, dan menyuruh saya untuk datang 3 hari kemudian saat dokter itu pulang. Damn, mana bisa saya menunggu selama itu. Memangnya mereka mau tanggung jawab kalau terjadi apa-apa dengan saya dan kandungan saya?
Alhamdulillah ada 1 Rumah Sakit yang menyediakan dokter praktek, yaitu RSIA Tambak. Ada 2 dokter yang praktek pada malam itu dan besoknya. Namun 1 dokter akan berangkat ke Bali malam itu juga setelah selesai praktek dan saya tidak mungkin sempat mengejar jadwal praktek dokter tersebut. Akhirnya saya membuat janji untuk menemui dokter yang satunya lagi, yaitu dr. Reino Rambay. Alhamdulillah. Dari hasil usg fetomaternal dan penjelasan dari dr. Reino, diketahui bahwa sakit yang saya derita itu bukan karena miomnya. Tapi, karena tali pusarnya menutupi jalan lahir, dan sering kesenggol oleh bayi yang saya kandung.
Allah SWT memang Maha Berkehendak. Saya sengaja dipertemukan oleh dr. Reino saat saya memang didiagnosa memiliki Miom di dalam rahim saya. Beliau menyarankan saya untuk berhenti mengkonsumsi kacang kedelai dan semua olahannya, agar pertumbuhan miomnya dapat dihentikan. saya memang sangat suka mengkonsumsi tempe dan tahu, dan selalu ada di menu makanan saya setiap hari. Terbukti, sebulan setelah saya berhenti mengkonsumsi tempe dan tahu, ukuran miom saya tidak bertambah besar. Selain olahan kedelai, tentu saja saya harus menghindari JunkFood, makanan mentah, dan selalu mengkonsumsi buah dan sayur.

Saturday, April 7, 2012

Trimester Pertama

Minggu ke 1 - 4
Blm berasa hamil beneran sih.. Hehehe.. Baru ketauan hamil khan pas minggu ke - 5. Hitung minggu ke - 1 itu dari hari pertama haid terakhir. Itu berarti minggu ketika saya menikah. :D

Minggu ke 5 - 8
Masuk minggu ke 5 sebenarnya belum ada tanda-tanda hamil yang umumnya terlihat, seperti mual mual, tidak enak badan, dan lain sebagainya. Saya tau kalo sedang hamil juga karena melalukan test menggunakan test pack. Nah, mulai masuk minggu ke 7, rasa mual mulai muncul. Tapi Alhamdulillah, mual hanya muncul di kondisi tertentu saja. Misal saat mencium bau / wangi yang menyengat, seperti masakan tyang baru matang, bau kamar mandi (yang padahal bersih), ruangan lembab.

Minggu ke 9 - 12
Rasa mual itu masih terasa sampai minggu ke 10. Selama masa mual itu, saya jadi tidak bisa lagi memasak. Saat mau masuk rumah, selalu butuh waktu agar bau ruangannya menguap. Begitu juga saat mau masuk kamar mandi, saya harus mencium wangi2an yang saya suka seperti sabun / parfum terlebih dahulu.
Memasuki bulan ke tiga, terdeteksi adanya miom di dalam rahim saya. Saat itu diagnosa dokter, miom yang berada di rahim saya tidak berbahaya, baik untuk saya dan janin yang sedang saya kandung. Tidak ada pantangan makanan untuk miom itu

Saturday, March 17, 2012

Positif

Memiliki anak sudah tentu menjadi salah satu keinginan kami setelah menikah. Tapi sungguh saya tidak menyangka dapat hamil secepat ini. Kami memang mengikuti saran-saran agar saya dapat langsung hamil. Kebetulan, saat hari pernikahan merupakan hari keempat periode menstruasi pada bulan itu, yang berarti, saat kami berbulan madu adalah saat masa subur saya. :) Saya dan Ibas memang sepakat untuk tidak menunda memiliki anak setelah menikah, karena kami tidak memiliki alasan untuk itu.

Setelah sebulan kami menikah, pembicaraan tentang anak memang mulai muncul di antara saya dan Ibas. Apalagi setelah saya telat menstruasi 2 hari dari jadwal yang seharusnya. Ibas segera meminta saya untuk test menggunakan test pack, namun hasilnya negatif. Setelah 1 minggu telat haid, saya kembali mencoba test dan hasilnya positif :)

Malamnya kami langsung ke Rumah Bersalin dekat rumah untuk memastikan kehamilan saya. Dokter melakukan transvaginal USG karena usia kehamilan yang baru 5 minggu. Sebelum pulang, saya dibekali vitamin-vitamin untuk memperkuat janin yang ada di kandungan saya.

Alhamdulillah atas Karunia Mu ya ALLAH SWT. Semoga kehamilan ini sehat selalu.. Bismillah...


Wednesday, February 22, 2012

Bali Day Three

Tak terasa, ini hari terakhir honeymoon kami di Bali. Hari ketiga kami merencanakan untuk berjalan-jalan ke tempat wisata yang jauh dari Kuta. Untuk itulah kami memesan mobil beserta supir yang dapat sekaligus menjadi guide.

Setelah sholat subuh, kami langsung beres-beres barang-barang dan memasukkan ke dalam koper. Seharusnya sih kami lakukan malam sebelumnya, tapi apa daya badan tepar karena seharian berkeliling. Hehehe... Barang sudah rapih, kami langsung sarapan di hotel. Saat sedang sarapan, supir yang kami sewa menelpon dan mengabarkan bahwa dia sudah siap menunggu di halaman depan hotel. Kami langsung bersiap-siap, checkout dari hotel dan mengembalikan motor yang kami sewa.

Begitu mobil meluncur meninggalkan hotel, saya langsung bertanya agenda jalan-jalan kami kepada supir sekaligus guide kami. Dia menyarankan untuk ke tanjung benoa karena di sana banyak aktifitas air seru yang bisa dilakukan. Ehm, tentu saja kami terpaksa menolak usul tersebut, karena kami (baca : suami saya) tidak cocok di air. Hehehe.. Akhirnya tujuan pun diarahkan menuju Gunung Kintamani.

Sebelum sampai di Gunung Kintamani, kami mampir ke beberapa tempat. Tempat pertama adalah tempat pentas Tari Barong. Di tempat ini ada sedikit perbedaan dengan pementasan Tari Barong yang kami tonton di GWK. Di tempat ini pementasannya lebih lama durasinya, lebih banyak. Hal yang paling membuatku tertarik adalah di tempat ini, penonton dibagikan kertas berisi cerita yang dipentaskan, dan ditulis dalam berbagai macam bahasa di dunia.

Mammoth Art Galery - Perak adalah tujuan kami selanjutnya. Tempat ini terdiri dari 2 bangunan yang tak terlalu besar. Bangunan pertama merupakan workshop dan bangunan lainnya berisi banyak etalase untuk display. Harganya memang cukup mahal, namun mengingat barang-barang dari perak tersebut dibuat langsung oleh tangan, maka harganya memang sesuai dengan kualitas barangnya. Barang-barang yang dijual di sini tidak hanya perhiasan.

Tempat yang paling membuatku senang adalah tujuan kami selanjutnya. Kenapa? Karena kami mendapatkan banyak minuman gratis. Hehehe.. Sebenarnya Satria adalah salah satu tempat yang terkenal dengan Kopi Luwak nya. Kata pengurus tempat ini, kopi yang dibuat merupakan kopi yang langsung diambil dari luwaknya. Memang sih, di depan gerbangnya ada beberapa luwak yang sedang bersantai di kandangnya. Namun, tak hanya luwak yang diproduksi di sini. Namun banyak juga olahan teh, coklat, dan jahe.

Akhirnya kami sampai di puncak tujuan kami, yaitu kaki gunung Kintamani. Hawanya sangat sejuk dan menenangkan. Karena belum makan siang, maka kami makan siang di salah satu restaurant rekomendasi dari tour guide kami.

Sebelum kami turun, kami diajak mampir ke Tirta Empul Temple. Temple ini merupakan tempat yang terkenal menghasilkan air suci. Air yang dipercaya dapat memberikan banyak manfaat bila diminum atau dipakai untuk mandi. Bahkan konon katanya bila kita membasuh wajah dengan air ini, bisa membuat kita tampak awet muda. Ehm. :P Temple ini terletak tak jauh dari istana Tampak Siring.

Karena hari sudah beranjak sore, maka kami mulai turun menuju ke kota. Kami diajak untuk membeli oleh-oleh di Hawaii, salah satu tempat menjual oleh-oleh khas Bali selain Khrisna. Niat kami selanjutnya sebenarnya adalah membeli pie susu yang terkenal itu. Tapi sayang tokonya sudah tutup. Menurut info yang kami dapat dari guide, untuk dapat membeli pie susu tersebut, kami harus memesan lewat telp. Bahkan  karena banyaknya permintaan, kabarnya ada yang memesan 3 hari sebelumnya. Wuiih..

Sebelum ke airport, kami meminta untuk mampir ke tempat makan. Makan malam dipilihkan Ayam Betutu khas Bali. Warungnya terletak tak jauh dari Bandara. Sambal matahnya luar biasa pedas, terutama untuk saya yang tidak kuat dengan pedas. Hehehe.. Selesai makan, kami berencana langsung ke bandara. Naasnya, mobil yang kami sewa tiba-tiba mogok. Untungnya ada mobil pengganti yang segera datang dari tempat penyewaan. Setelah memindahkan koper dan barang-barang lainnya, kami segera menuju ke airport.

Akhir waktu penyewaan mobil kami adalah jam 9 malam, sedangkan flight kami jam 11 malam. Kami memang mengambil flight terakhir untuk kembali ke Jakarta. Kami memutuskan untuk menunggu di airport hingga waktu boarding tiba. Bye-bye Bali, welcome Jakarta!

Monday, February 20, 2012

Bali Day Two

Hmm... Pagi kedua di Bali.. Kami sangat bersemangat sekali hari ini, karena berencana mengejar matahari terbit di pantai, mumpung pantai hanya tinggal beberapa jingkring dari hotel. :P Tapi sayangnya, kami tidak mencari info yang akurat. Ternyata, posisi pantai Kuta itu tidak tepat untuk melihat matahari terbit, tapi lebih pas untuk melihat matahari terbenam. Jadi, sampai 1 jam kami menunggu, matahari terbit itu tak kunjung terlihat. Hehehe... Akhirnya kami memutuskan kembali ke hotel untuk sarapan dan mandi. 

Hari kedua, itenari lebih padat daripada hari pertama. Kami berencana untuk berkeliling Bali hingga malam. Tujuan pertama adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK). Saya tidak menyangka bahwa letak GWK sangat jauh dari hotel tempat kami menginap. Ibas sangat jago membaca peta, sehingga kami dapat sampai tujuan tanpa nyasar. :-* Tiket masuk GWK adalah Rp. 30,000 untuk wisatawan lokal, Rp. 25,000 untuk anak-anak, dan Rp. 60,000 untuk wisatawan asing. GWK ternyata cukup luas, banyak tempat di sana yang dapat digunakan sebagai background untuk berfoto. Kami menyempatkan berfoto di depan patung Garuda dan Wisnu. Di sana juga ada pertunjukan yang dapat dinikmati.

Selesai berkeliling plus berfoto di GWK, kami menyempatkan untuk makan siang di pantai Jimbaran, yang lokasinya tak terlalu jauh dari GWK. Karena kami datang ke pantai tersebut pada saat jam makan siang, maka hawa di sana sangatlah panas. :P Seperti restoran di pantai pada umumnya, restoran-restoran yang ada menyajikan berbagai macam makanan laut. Kami memesan nasi putih, ikan bakar, kangkung balacan, disajikan dengan 3 macam sambal. 

Perut kenyang, saatnya kembali ke tengah kota. Kami memutuskan untuk kembali ke Joger, membeli kaos untuk oleh-oleh dan untuk kami berdua. Ukuran kaos di Joger cukup besar, mungkin standar ukurannya mengikuti standar orang luar Indonesia, mengingat banyak wisatawan asing yang datang ke Bali. Ukuran yang pas untuk kami berdua adalah SS, yang artinya sangat kecil. :P Acara beli oleh-oleh dilanjutkan ke Khrisna. Di sini, kami membeli beberapa cemilan untuk keluarga dan kerabat, serta body butter untuk panitia  yang telah membantu pernikahan kami.Dari Khrisna, kami menuju ke Jalan Legian, tak jauh dari hotel, untuk membeli pesanan mba iin dan uus, yaitu kaos lukis. Toko kaos lukis ini bisa dibilang cukup kecil, letaknya di pojok perempatan Jalan Legian, hampir tak terlihat jika tak melihat dengan seksama. 

Selesai membeli kaos lukis, perut sudah keroncongan karena memang sudah waktunya makan malam. Kami mencoba menu di warung pasta tak jauh dari kaos lukis. Kami memesan spaghetti, hanya berbeda sausnya. Porsinya cukup membuat kami kenyang. Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk beristirahat. :)

Saturday, February 18, 2012

Bali - Day One

Woohooo...

Saya pernah pergi ke Bali ketika masih kecil bersama keluarga. Tapi, tak banyak hal-hal yang dapat saya ingat mengenai Bali belasan tahun yang lalu. Kebetulan, Ibas belum pernah ke Bali. Sehingga, impian kami adalah pergi honeymoon ke Bali. Jujur kami agak ragu bahwa mimpi tersebut akan terwujud, mengingat kami berencana untuk menanggung seluruh biaya pernikahan. Namun, niat dan ikhtiar kami diijabah oleh Allah dengan cara yang tak kami duga sebelumnya. Bahkan kami mendapatkan voucher gratis untuk menginap 2 malam di sebuah hotel di Bali dan seat murah di budget airline yang dapat kami gunakan untuk honeymoon. Alhamdulillah. :)

Berhubung saat rencana honeymoon ini dibuat Ibas hanya mendapat cuti selama 3 hari, maka kami harus menyusun itenari sepadat mungkin selama 3 hari setelah hari pernikahan. Sehingga, kami mengambil penerbangan pertama saat berangkat dan penerbangan terakhir saat pulang. Kami berangkat jam 6 pagi dari bandara Soekarno-Hatta dan sampai di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 9 pagi kemudian langsung mencari taksi Blue Bird. Namun, karena tak kunjung dapat, akhirnya kami memesan taksi lokal dengan sistem pembayaran di awal. Jadi kami mengantri di loket dan mengatakan tujuan, mereka menentukan biayanya, kami membayar lalu supirnya akan mengantar kami ke armadanya. 

Sesampai di Hotel Best Western Hotel Kuta Seaview, kami langsung melakukan registrasi atas voucher yang kami dapat dari tukar dan undi poin di Pesta Poin Simpati Telkomsel. Kami baru dapat melakukan check-in jam 2 siang dan saat itu baru sekitar jam 10 pagi. Jadi setelah melakukan registrasi, kami menitipkan koper untuk berjalan di sekitar hotel. O iya, hotel kami ada di sebuah Jalan (lebih tepatnya gang) Benesari, Kuta; berjarak hanya sekitar 50 meter dari pantai kuta. Jadi, kami memutuskan untuk jalan-jalan sekitar kuta sekaligus survey apa saja yang ada di sekitar hotel kami. 

Setelah keluar dari gang, ternyata banyak resto dan hotel berbintang di sekitarnya. Kami sempatkan untuk berfoto di Hard Rock Cafe Kuta Bali dan pintu serta di dalam pantai Kuta. Karena hari kerja, pantai kuta sangat sepi saat itu. Saya saat itu ingin duduk di kursi pantai, tapi ternyata harus bayar alias sewa. Hehehe... Kami melanjutkan berjalanan kaki menuju komplek pertokoan di sekitar pantai Kuta. Saya meminta Ibas untuk mampir ke KFC Kuta, karena perut mulai keroncongan :P sekaligus internet browsing tentang tempat istimewa untuk menyusun itenari kami selama di Bali. 

Perut sudah kenyang, kami kembali berjalan kaki dan sampai di Jalan Legian. Di sepanjang jalan ini penuh dengan toko-toko berukuran kecil, hotel, hostel, dan resto yang ukurannya tidak terlalu besar. Di tengah   bangunan-bangunan itu terdapat Monumen Bom Bali, yang dibangun untuk memperingati para korban Bom Bali. Tak lupa kami berfoto di monumen tersebut. Berhubung kami hanya berdua dan tak membawa tripod, jadi kami harus bergantian berfoto di monumen ini. Saat itu ada sepasang muda mudi yang juga sedang berfoto di monumen tersebut. Mereka menawari untuk mengambil foto kami berdua dengan syarat kami mengambil foto mereka berdua. :)

Kami sudah lelah berkeliling, jadi kami memutuskan untuk kembali ke hotel. Ketika sampai di hotel, masih ada waktu 1 jam lebih sebelum waktu check in, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan fasilitas pc + internet gratis yang disediakan di lobi hotel untuk kembali browsing. Kali ini Ibas menggunakan aplikasi Google maps untuk menemukan rute yang terdekat untuk mencapai lokasi wisata yang ingin kami datangi. Tepat pukul 2 siang, kami check in dan menempati kamar yang kami dapatkan. Jujur, saya agak kecewa ketika melihat ukuran kamar yang cukup kecil. Pada voucher yang kami dapatkan memang tertera Standard Room, namun dapat dilakukan upgrade menjadi Superior Room. Tentu saja, kami menggunakan fasilitas upgrade tersebut. Ketika melihat ukuran kamar yang menurut saya cukup kecil untuk ukuran superior, saya sampai menelpon bagian resepsionis untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan penempatan pemberian kamar. Ternyata memang untuk hotel tersebut, kamar itulah yang termasuk superior room.

Setelah check in, kami merapihkan barang dan membersihkan diri. Setelah beristirahat sebentar, kami memutuskan untuk menyewa motor di tempat penyewaan motor Bali Tese Car & Bike Rental, yang terletak di depan hotel. Motor yang kami pilih adalah Honda Scoopy matic, agar tak terlalu lelah mengendarainya hingga jarak jauh sekalipun. Harga sewanya Rp. 50.000 / 24 jam dan free 2 helm + bensin premium 1 liter. Di sana juga tersedia bensin premium yag dijual Rp. 5.000 / liter.

Karena waktu sudah sore, kami memutuskan untuk tidak berkeliling terlalu jauh, agar tidak terlalu lelah dan malam kembali ke hotel. Tujuan pertama kami adalah Toko kaos Joger, untuk melihat-lihat koleksi kaos yang tersedia sekaligus survey harga. Setelah puas melihat-lihat, kami langsung makan siang di Nasi Pedas Ibu Andhika yang terkenal, yang ternyata terletak persis di seberang Toko Joger. Harganya pun tidak mahal. Saya pesan nasi putih + telur mata sapi + sayur labu + tahu kuah + sambal pedas, sedangkan Ibas pesan nasi putih + teri goreng + sayur tauge + tahu kuah + sambal pedas. Keduanya seharga Rp. 11.000. Sambal pedasnya luar biasa pedas, apalagi untuk saya yang tidak kuat dengan pedas. Cuma cocol saja, saya perlu menghabiskan 2 teh botol untuk menghilangkan rasa pedas di mulut. :P

Perut sudah kenyang, kami berkeliling di sekitar Denpasar untuk mencari lokasi toko oleh-oleh di Khrisna terdekat. Kami menyempatkan untuk membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat di Jakarta. Saat kami keluar toko setelah selesai berbelanja, langit mulai gelap, sehingga kami memutuskan untuk kembali ke hotel. 

Friday, February 17, 2012

Resepsi - Drama dimulai di sini


Setelah kami berdua sarapan lontong sayur dengan topping ayam, kami langsung diminta perias untuk kembali ke ruang rias. Kami harus mengganti baju akad nikah dengan pakaian adat minang untuk resepsi. Riasan pun di-touch up kembali dan disesuaikan dengan pakaian minang yang meriah. Akhirnya saya merasakan memakai sunting 9 tingkat itu loh. Namun, sungguh aneh saya tidak merasakan beban berat di atas kepala saya, periasnya jago!

Namun kemudian terjadilah drama. Papa saya yang memang kurang tidur tiba-tiba merasakan sakit kepala yang cukup berat dan harus meminum obat pribadinya. Sedangkan obat itu tertinggal di rumah dan hanya dia yang tahu tempat menaruhnya, sehingga dia harus kembali ke rumah. Pemilik sanggar baju dan rias adat minang yang saya sewa tak henti-hentinya mengganggu saya dan mengomel karena acara foto studio tak kunjung dilakukan. Terlebih lagi karena studio foto diletakkan di luar ruang rias yang menyebabkan terlihat oleh tamu, yang menurutnya itu tidak bagus. Please deh! 

Drama berulang ketika prosesi resepsi akan dimulai. Prosesi resepsi diawali dengan iring-iringan kedua pengantin dan diikuti oleh barisan keluarga kedua mempelai memasuki gedung resepsi. Kebetulan ruang rias pengantin berada di luar pintu utama dan terdapat tangga yang cukup tinggi dari halaman untuk mencapai pintu utama gedung. Panitia saya menyarankan agar khusus untuk saya dan suami tidak perlu turun tangga agar saya tidak kelelahan turun tangga dengan menanggung beban sunting 9 tingkat itu, jadi cukup barisan keluarga saja yang berbaris menurun ke bawah. Namun, ibu pemilik sanggar secara langsung dan ketus membentak panitia saya "Harus turun! Anak kemaren sore mau coba-coba mengatur saya!". 

Saya saat itu mencoba untuk berfikir positif bahwa mungkin ibu pemilik sanggar itu tersinggung karena merasa diatur padahal beliau lebih lama dan senior berkecimpung di dunia bisnis pernikahan terutama dalam adat Minang. Namun, sangat disayangkan bahwa di sisi lain, perilaku beliau dapat dilihat sebagai bentuk keengganan untuk berkoordinasi dengan pendukung acara lainnya. Padahal panitia pernikahan saya adalah para crew profesional dalam bidang Event termasuk Wedding Event. 

Kembali ke acara pernikahan kami. Iring-iringan keluarga pun masuk menyusuri karpet merah hingga pintu masuk pelaminan. Di depan pintu pelaminan, kami disambut oleh tarian Galombang Pasambahan dan dilanjutkan dengan tari piring. Inilah atraksi yang sangat saya dan suami (ehm, sekarang sudah suami :P) sukai dari pernikahan adat Minang. Selain ibu pemilik sanggar, secara umum acara pernikahan saya hari itu dapat dikatakan berjalan cukup lancar. Sebagian besar undangan dapat hadir, makanan enak dan berlimpah (menurut pengakuan sebagian besar orang yang hadir), pakaian dan riasan oke punya, acara berjalan sesuai dengan rencana, souvenir tidak kurang bahkan berlebih.

Alhamdulillah, it was wrap!

Thursday, February 16, 2012

The DAY - Akad Nikah

Saya benar-benar tak menyangka bahwa saya akan mengalami hari itu. Hari dimana sah menjadi istri dari seseorang pilihan hati saya. Sebentar.. Saya sedang mencoba mengingat semua detail yang terjadi pada hari itu, agar tak ada yang tertinggal untuk dicatat di blog ini.

Malam sebelumnya saya agak telat tidur, mungkin efek grogi. Hehehe.. Tapi alhamdulillah, cukup nyenyak dan bangun cukup pagi, bahkan paling pagi di antara orang-orang di rumah. Ada 2 keluarga dari saudara papa yang menginap di rumah. Jadi, pagi itu kami semua mengantri untuk mandi. Saya sungguh tak nafsu sarapan, sebagian karena grogi dan sebagian lagi karena saat itu saya kram perut akibat menstruasi. Namun, mama tetap memaksa saya untuk makan walaupun sedikit, karena khawatir saya tidak fit untuk menjalankan akad nikah. Mami (adiknya mama) mengantar aku dan kakakku ke tempat acara pagi itu, karena kami berdua harus berada paling pagi di tempat acara. Saya, karena harus menjalani ritual rias yang panjang itu; kakak saya, karena dia adalah ketua panitia. Sampai di tempat acara pukul 6.00, ternyata penata rias dan pemasang sunting aku sudah sampai dari jam 05.30. :P Tak menunggu lama, saya langsung dirias, dipasang sunting 2 tingkat, dan baju pengantin untuk akad nikah. Saya sangat puas dengan riasan pagi itu, simple dan manis. :)

Tepat pukul 07.30, saya sudah siap dengan baju kebaya putih dan riasan lengkap serta sunting. Rombongan keluarga besar Ibas pun sudah datang dan berbaris untuk memasuki gedung. Namun, sangat disayangkan justru Bapak Penghulu yang belum datang. Padahal dia yang meminta agar akad diadakan pukul 8 tepat dan meminta semua untuk hadir sebelum pukul 8. Penghulu datang pada pukul 8 lewat, dan prosesi akad segera dimulai. Diawali dengan penyerahan seserahan dari keluarga besar Ibas kepada keluarga besar saya yang oleh perwakilan masing-masing, yaitu mamangnya Ibas dan guru mengaji saya. Kemudian, penyerahan Ibas secara simbolik dari kedua orang tuanya kepada kedua orang tua saya. setelah itu, rombongan masuk ke dalam gedung dan menduduki kursi masing untuk melakukan ijab qobul. Sebelum ijab qobul, dibacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh sahabatnya Ibas. Ijab qobul dibacakan dalam bahasa Arab sesuai kesepakatan papa saya dan Ibas.

Kemudian, Master of Ceremony, kakak kelas saya di kampus, meminta Ibas untuk menjemput saya di ruang rias dan membawa ke meja tempat ijab qobul dilakukan. Hal ini sesuai dengan syari'at Islam, bahwa kedua mempelai baru boleh disandingkan berdua setelah ijab qobul dinyatakan sah. Saat itu saya merasa lega karena proses paling penting pada hari itu berjalan lancar. Setelah menandatangani berkas-berkas dari pak penghulu, kami mendapatkan buku nikah kami masing-masing. Pak penghulu pamit karena harus mengurus administrasi di pernikahan lain. Saya sangat menyayangkan bahwa pak penghulu sangat terburu-buru dalam menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan pencatatan administrasi pernikahan kami.

Acara akad nikah dilanjutkan dengan penyerahan mahar dan pemakaian cincin kawin. Mahar yang kami sepakati adalah 10.6 gram emas dan uang tunai 122 Ringgit Malaysia. Emas terdiri dari 4.6 gr cincin kawin saya, 4 gr kalung + liontin, dan 2 gr emas murni. Nominal 122 sengaja kami ambil untuk mengingat tanggal pernikahan kami, sedangkan Ringgit Malaysia kami pilih untuk menghormati teman kami, sepasang suami istri dari Malaysia yang berperan dalam mendekatkan kami berdua. :) Kemudian acara dilanjutkan dengan berfoto bersama keluarga dan tamu menyalami kami berdua.


Wednesday, January 25, 2012

Vendor ooh.. Vendor


Menentukan Vendor untuk pernikahan kita itu gampang-gampang susah. Biasanya drama persiapan pernikahan dimulai dari ini. hehehe.. Karena hal-hal lain selain Gedung, sangat penting antara satu dan yang lainnya. Pada saat menentukan pilihan-pilihan dari sekian banyak vendor yang ada lah, yang biasanya menyebabkan perselisihan antara kedua pengantin bahkan juga bisa kedua keluarga besar.

Secara garis besar, ada 2 pilihan dalam memilih vendor, yaitu menggunakan vendor mandiri (vendor-vendor yang terpisah) atau menggunakan paket (memilih 1 vendor, lalu menggunakan vendor lain yang rekanan). Terdapat kelebihan dan kekurangan pada kedua pilihan tersebut, namun saya sarankan pilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Memilih vendor-vendor secara terpisah
Kelebihan :
  1. Memungkinkan kita untuk mendapatkan vendor yang terbaik di bidangnya masing-masing.
  2. Biasanya terdapat banyak bonus yang diberikan dari vendor.
  3. Biasanya kita dapat meminta hal-hal secara mendetail sesuai dengan keinginan kita.
  4. Biasanya mereka memiliki konsultan yang dapat memberikan saran jika kita masih bingung atau mengarahkan ide kita agar hasilnya lebih baik.
Kekurangan :
  1. Biasanya harus mengeluarkan dana yang lebih banyak dibandingkan memilih vendor secara paket.
  2. Biasanya kita membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak untuk mengatur semua vendor sendiri.

Memilih paket dari vendor (dan rekanannya)
Kelebihan :
  1. Bisa menghemat waktu dan tenaga, karena kita hanya perlu mengontrol kemajuan persiapan kesemua vendor hanya melalui salah satunya.
  2. Biasanya kita mendapatkan harga yang lebih murah daripada memilih vendor yang terpisah, karena antar vendor telah memiliki kesepakatan mengenai harga.
Kekurangan :
  1. Terkadang ada salah 1 vendor rekanan yang belum kita kenal baik hasil pekerjaannya. 
  2. Tak banyak vendor yang memperbolehkan kita merubah paket yang mereka tawarkan. Biasanya mereka sudah memiliki item-item yang termasuk di dalam paket. Kita hanya bisa memilih salah satu dari beberapa paket yang telah mereka sediakan. Sebaiknya, pastikan dulu kepada vendor sejauh mana kita dapat menambah / mengurangi / merubah isi paket yang mereka tawarkan.



Sunday, January 22, 2012

Tanggal VS Gedung VS Vendors

Jika sebagian besar calon pengantin harus menyerahkan penentuan tanggal kepada keputusan kedua keluarga besar, tidak demikian dengan kami. Alhamdulillah, kedua orang tua kami dan para sesepuh di atasnya tidak memaksakan sebuah tanggal yang biasanya mereka dapat dengan menghitung-hitung tanggal baik dari tanggal lahir kami berdua. Kedua orang tua kami sepakat bahwa insya Allah semua tanggal baik. Syarat yang mereka minta juga tak sulit, yaitu : hari Minggu. Sesuai dengan ajaran Islam, pada dasarnya mereka meminta sebaiknya pernikahan diadakan tak jauh setelah proses lamaran. Akan lebih baik jika diadakan tak jauh setelah hari Raya Idul Fitri. Namun, apa daya, selain karena uang tabungan kami berdua belum cukup :P, gedung di sekitar rumah saya pun sudah habis di-booked oleh calon pengantin yang lain.

Jika calon pengantin memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan, akad dan resepsi, dengan menyewa tempat/gedung di luar rumah, maka perlu diingat bahwa gedung tersebut milik umum yang tentu saja ada peminat selain anda. Terlebih lagi, biasanya gedung tersebut hanya dapat disewakan pada akhir minggu, yang sering tidak match dengan "tanggal baik" yang biasanya jatuh pada hari kerja. Sehingga, adat "tanggal baik" cukup (baca : sangat) sulit diterapkan. Sebagian calon pengantin masa kini menyiasatinya dengan mengadakan akad dan resepsi di tempat yang terpisah. Akad diadakan di rumah pada "tanggal baik", kemudian mengadakan  resepsi di Gedung pada tanggal yang tersedia. Namun, perlu diperhatikan juga biaya yang akan dikeluarkan jika mengadakan 2 acara di 2 tempat dan waktu yang berbeda.Saya dan Ibas sepakat untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di tempat dan hari yang sama dengan menyewa gedung karena beberapa pertimbangan. Alhamdulillah, keluarga mendukung keputusan kami.

Pencarian tanggal juga berbanding lurus dengan gedung dan para vendor. Mengapa demikian? Hubungan antara gedung dan tanggal telah saya jelaskan di atas. Beberapa gedung biasanya telah memiliki rekanan para pengisi acaranya, bahkan ada beberapa yang mewajibkan untuk menggunakan rekanan mereka. Ada juga beberapa gedung yang membebaskan calon pengantin menggunakan jasa rekanan mereka (tanpa charge tambahan) atau memilih vendor lain (dengan charge tambahan). Jadi hal ini perlu ditanyakan dulu kepada pihak gedung.

Kami memilih tanggal 12 Februari 2012, sebagai tanggal akad nikah dan resepsi kami. Banyak yang mengira kami ingin tanggal cantik (12022012), namun bukan itu alasan utama kami. Kebetulan, gedung yang kami inginkan kosong pada tanggal tersebut. Kami menjatuhkan pilihan kepada Gedung Sasana Amal Bakti milik Kementrian Agama Republik Indonesia yang berada di Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Alasannya sederhana : lokasi tak jauh dari rumah saya, tanggal kosong yang tersedia tak jauh dari rencana kami, dan pastinya harga terjangkau dengan budget kami. :) Mengapa memilih lokasi yang tak jauh dari rumah saya? Pada saat akad nikah, pastinya calon mempelai wanita yang membutuhkan banyak waktu untuk dirias. Setelah saya bertanya kepada beberapa sumber, dibutuhkan tak kurang dari 3 jam untuk merias calon mempelai wanita hingga selesai. Bisa dibayangkan, jika akad nikah dilakukan pada jam 8 atau 9 pagi, berarti jam 5 atau 6, saya sudah harus tiba di lokasi. Jika lokasinya jauh dari rumah saya, masa saya harus menginap di lokasi? Hehehehe...

Friday, January 20, 2012

KUA atau Rumah atau Gedung?

Lokasi acara memang salah satu hal terpenting saat memutuskan untuk menikah, selain tanggal tentunya. Sebelum menentukan atau mencari lokasi, kita harus menentukan dulu apakah hanya mengadakan akad nikah atau dilanjutkan dengan resepsi.

KUA
Kantor Urusan Agama dapat menjadi pilihan lokasi untuk akad. Ada beberapa alasan untuk memilih KUA sebagai tempat berlangsungnya akad nikah :
- Harga administrasi pernikahan dan honor penghulu lebih murah daripada akad nikah dilakukan di luar KUA (di rumah atau gedung)
- Calon Pengantin tidak perlu menyediakan ruangan, meja, kursi, microfon, sound, dan lain sebagainya, karena di KUA sudah disediakan. Kita tinggal datang berpakaian rapih dan membawa keperluan pernikahan (mempelai pria, mempelai wanita, wali nikah, saksi nikah, mahar)
- Calon Pengantin juga dapat membawa beberapa orang keluarga dan kerabat, karena KUA akan menyediakan ruangan Serbaguna untuk akad nikah beserta beberapa kursi. Tapi sepanjang pengetahuan saya, kursi yang disediakan oleh KUA biasanya tak lebih untuk 50 orang.

Rumah
Biasanya calon pengantin mengadakan akad nikah dan resepsi di rumah, karena beberapa alasan berikut :
- Calon pengantin mengadakan akad nikah di rumah, lalu mengadakan resepsi di rumah, biasanya karena terbentur "tanggal baik", yaitu tanggal yang biasanya adalah hasil perhitungan sesepuh keluarga dari hari lahir kedua calon pengantin. "Tanggal baik" ini biasanya jatuh pada hari kerja (Senin - Jum'at), sedangkan teman-teman calon pengantin sulit hadir. Sehingga biasanya pada saat akad nikah, hanya mengundang keluarga dekat. Pada saat resepsi yang diadakan pada akhir minggu, baru mengundang kerabat dan teman-teman.
- Acara pernikahan (biasanya resepsi) yang diadakan di rumah, biasanya diadakan sepanjang hari, dari pagi hingga malam. Hal ini agar semua undangan dapat hadir pada waktu yang sesuai dengan kesediaan waktu mereka.

- Calon pengantin yang memutuskan mengadakan acara akad nikah di rumah, lalu resepsi di luar rumah, biasanya selain karena alasan poin pertama ("Tanggal baik"), juga karena rumahnya kurang terjangkau. Bisa karena ukuran rumah terlalu kecil, berada di gang kecil, atau jalan menuju rumah sulit terjangkau.

Gedung
Calon pengantin yang memutuskan untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di luar rumah, biasanya karena alasan-alasan berikut :
- Ukuran rumah terlalu kecil untuk menampung tamu yang biasanya berjumlah ratusan.
- Rumah berada di kawasan padat penduduk dan atau di gang kecil
- Jalanan menuju rumah sulit terjangkau, bisa karena jauh dari jalan utama, tidak ada angkutan umum, atau kondisi jalan yang rusak.
- Mencari lokasi yang lebih dekat dengan sebagian besar rumah para tamu
- Mencari lokasi yang berada di antara rumah kedua calon pengantin
- Agar acara tidak berlangsung seharian, karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Saya dan Ibas sepakat untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di tempat dan hari yang sama di luar rumah. Berikut beberapa alasannya :
1. Kedua rumah orang tua kami masing berada di gang kecil dengan luas rumah yang tidak terlalu besar.
Kami ingin membuat para tamu dapat berada di tempat pernikahan kami selama acara berlangsung tanpa takut tidak mendapatkan space.
2. Keterbatasan waktu dan tenaga. Sebenarnya ini keinginan pribadi kami. Rasanya kami tak sanggup harus berpakaian adat selama seharian penuh, sekalipun jika acara di rumah biasanya 2 hingga 3 kali ganti baju. Terutama saya, yang berencana memakai sunting adat minang itu.
3. Sebenarnya ada usulan dari kedua orang tua kami untuk memisahkan acara akad nikah dan resepsi. Hal ini agar dapat memecah tamu menjadi 2 bagian. Namun kami menolak dengan alasan, memisahkan tempat dan waktu akad nikah dan resepsi akan memakan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. :)

Sebenarnya, memutuskan dimana tempat diadakannya acara pernikahan, dapat diputuskan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Hohoho.. It is getting closer, sodara-sodara.. ^_^

Wednesday, January 18, 2012

Check List


Setelah kami sepakat untuk menikah, kami mulai googling hal-hal yang perlu dipersiapkan. Berikut adalah hal-hal yang harus dipersiapkan secara garis besar :

1. Gedung Akad dan Resepsi
2. Catering Akad dan Resepsi
3. Tata rias dan busana Akad dan Resepsi
4. Pelaminan dan dekorasi Resepsi
5. Foto dan Video Akad dan Resepsi
6. MC Akad dan Resepsi
7. Hiburan dan Tari-tarian Resepsi
8. Undangan
9. Souvenir
10. Administrasi RT, RW, Kelurahan, KUA
11. Penghulu
12. Seserahan
13. Mahar / Mas Kawin (wajib)
14. Transportasi ketika hari H
15. Baju seragam keluarga (optional)

Let's hunting.. ^_^

Sunday, January 15, 2012

Lamar Melamar

Sebenarnya Ibas sudah melamar secara personal ketika awal kami dekat dan sudah meminta kepada orang tua saya. Jadi proses lamaran ini adalah sebagai perkenalan kedua keluarga yang baru pertama kali bertemu, sekaligus permintaan secara resmi dari keluarga Ibas untuk menjadikan saya mantu. :D Biasanya sih dalam lamaran ini dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti tanggal, tempat, dan biaya. Tapi berhubung kedua pihak keluarga mempercayakan segala keputusan kepada kami berdua, jadi hari itu lebih banyak diisi dengan perkenalan antara kedua keluarga.

Berikut susunan acara lamaran itu :
1. Pembukaan acara oleh pembawa acara, yang saat itu adalah kakak saya.
2. Pihak keluarga pria mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan rombongan keluarga pria yang diwakilkan oleh utusan yang sudah ditunjuk. Saat itu yang mewakilkan adalah adik laki-laki bapaknya Ibas.
3. Kemudian dari pihak keluarga wanita akan memberikan sambutan penerimaan sebagai tanda bahwa pihak keluarga menyambut baik rencana lamaran dari pihak pria. Saat itu yang mewakilkan adalah adik laki-laki tertua mama saya.
4. Perkenalan keluarga masing-masing, yang biasanya diawali oleh keluarga pihak pria baru kemudian keluarga pihak wanita.
5. Penyerahan hantaran oleh pihak pria secara simbolis.
6. Penyerahan balasan hantaran oleh pihak wanita secara simbolis.
7. Ibu dari calon mempelai pria memakaikan cincin kepada calon mempelai wanita
8. Penutupan oleh pembawa acara yang diteruskan dengan doa bersama, bertujuan agar segala sesuatu yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.
9 Acara ramah-tamah yang diisi dengan makan siang bersama yang sebelumnya telah disiapkan.

Hantaran
Sebenarnya saya tidak terlalu ingat detail hantaran lamaran yang dibawa oleh Ibas sekeluarga. Karena acara penyerahan hantaran dilakukan ketika saya masih 'disembunyikan' di dalam kamar. Ketika acara makan siang selesai pun, semua hantaran langsung dibagi menjadi beberapa bungkusan untuk dibagikan ke saudara dan tetangga. Hal yang saya ingat adalah semua hantaran itu merupakan makanan dan minuman, tidak ada barang pribadi. Nanti saya coba lihat di kumpulan foto pada saat acara lamaran ya, semoga adik saya memotret semua hantaran. :D

Percaya tau tidak, saya dan Ibas hampir tidak mengobrol selama acara berlangsung. Kami juga baru menyadari ketika acara sudah selesai bahwa kami terlalu fokus terhadap keberhasilan acara. Saya sendiri baru keluar dari kamar ketika acara hampir selesai, yaitu ketika ibunya Ibas akan memakaikan cincin. Pada saat makan bersama pun, Ibas menemani para bapak-bapak dari kedua keluarga dan saya menemani para ibu-ibu nya. Yang saya paling ingat adalah ketegangan kami berdua selama acara. Tangan saya mendadak dingin dan gemetar ketika akan dipakaikan cincin oleh Ibu nya Ibas. Ibas pun tak banyak bicara selama acara. hehehe.. Alhamdulillah, acara berlangsung lancar. Ready to the next step, go find vendors. B-)

Thursday, January 12, 2012

I am Getting Married

Kenapa Menikah Sekarang?
[X] usia sudah 'cukup'
[X] sudah bekerja
[X] sudah ada pasangan
[X] sudah disuruh orang tua

Ketika lulus kuliah, ditanya "Kapan kerja?". Sudah kerja, ditanya "Kapan nikah?". "Usia sudah cukup, pekerjaan sudah ada, pasangan sudah ada, nunggu apa lagi sih?". Orang tua saya, selayaknya orang tua lainnya, ingin anak-anaknya bahagia dengan pasangan hidupnya kelak. Mereka ingin kami, anak-anaknya, mendapatkan orang yang dapat meneruskan tanggung jawab mereka menjaga kami. Namun, mereka mempercayakan pilihan kepada kami.
Beberapa teman yang sudah mengenal saya sejak masih sekolah dan kuliah sering mempertanyakan kenapa saya agak "dingin" dengan beberapa lelaki yang mendekati saya. Bukan berarti orientasi biologis saya menolak lelaki. Ketika usia sudah mencapai seperempat abad, banyak yang bilang "Udah, jangan terlalu pemilih. Nanti malah g ada yang mau memilih.". Saya sungguh tidak bisa menjadi "jual murah" dengan tidak memilih. Saya ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang bisa menjadi partner menjalani rumah tangga hingga maut memisahkan. Saya yakin banyak yang setuju dengan kalimat klise itu. Semua akan indah pada waktunya. Jadi, ketika saya beberapa kali menjalin hubungan dekat dengan lelaki, lalu kemudian berakhir, saya yakin memang sudah seharusnya begitu. Semua hal yang saya alami di kehidupan saya pasti membawa hikmah yang besar. 

Kenapa dengan dia?
Cinta karena Allah tidak selalu membutuhkan beragam kesamaan di antara kalian. Namun, yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT.
Saya sendiri, bahkan juga dia, tidak menyangka bahwa kami akan menikah. Kami memang berteman sudah lama, tapi hanya sekedar kenal bahwa kami satu almamater, bahkan mungkin kuantitas obrolan kami dapat dihitung dengan jari. Ketika akhirnya kami memiliki kesempatan untuk dekat, sudah beberapa tahun setelah kami lulus. Saya selalu percaya bahwa jika hati ragu, maka jangan ambil keputusan itu. Saya selalu meminta agar Allah SWT yang menggerakkan hati saya untuk mengambil keputusan yang tepat dan terbaik untuk saya. Saat dia bilang ingin menjadikan saya istrinya, ada yang berbeda di hati saya. Saya yang selama ini takut dan penuh keraguan ketika ada lelaki yang melamar, mendadak yakin dan berani untuk mengangguk dan menjawab "Ya, aku bersedia". Padahal saat itu baru genap sebulan kedekatan kami. Teman-teman kami tidak ada yang percaya bahwa saya semudah itu 'ditaklukan'. :P Well, let's see about our difference. Saya wanita, dia pria. Saya kuning langsat, dia sawo matang. Saya cerewet, dia pendiam. Saya tipe yang banyak beraktifitas di pagi hari, sedangkan dia di malam hari. Saya planner, dia spontan. Saya tegas, dia pemaaf. Saya programmer, dia Network Engineer. Saya Scorpio, dia Leo. Dan masih banyak perbedaan lainnya. Bahkan ketika masih belajar di almamater yang sama, teman main kami pun berbeda. 

Lalu apa yang selanjutnya terjadi?
Kami sepakat hal pertama yang kami lakukan ketika berencana menikah adalah menabung. Hal itu kami lakukan bahkan sebelum mengatakan rencana ini kepada kedua orang tua masing-masing. Kami sadar, sesederhana apapun acara pernikahan kami kelak, pasti membutuhkan biaya. Jadi, seminggu setelah kami sepakat untuk menikah, kami membuka akun bank terpisah untuk menabung. Kenapa terpisah? Hanya untuk menjaga keharmonisan hubungan, mengingat kami belum menjadi suami istri. Jadi, jika ternyata rencana kami tidak sama dengan rencana Allah, tidak akan ada ganjalan di kemudian hari. Tapi tentunya kami berprasangka baik dan terus berdoa semoga rencana kami sejalan dengan rencana Allah SWT. Amin Ya Rabb.
Selama beberapa bulan selanjutnya kami mempersiapkan diri untuk mengatakan rencana kami terhadap kedua orang tua. Mengingat bahwa kami baru saja dekat, tentu orang tua juga perlu dipersiapkan untuk mendengar berita itu. :P Sekitar 4 bulan setelah jadian, kami berdua menghadap kedua orang tua untuk mengatakan rencana pernikahan ini. Deg-deg an nya jauh melebihi ketika akan menghadapi wawancara kerja. hehehe.. Tentunya banyak nasihat-nasihat yang diberikan oleh mereka, yang kami dengarkan dengan seksama. Intinya, mereka mempertanyakan kesiapan mental kami, menghadapi perbedaan di antara kami, menerima kelebihan dan kekurangan keluarga masing-masing. Dengan mengucapkan bismillah, kami berdua siap. B-)
Sebulan kemudian, terjadilah lamaran secara resmi. Hmm, maksudnya keluarga Ibas datang menemui keluarga saya melamar saya untuk anak mereka. Bagaimana kisahnya? Tunggu post selanjutnya. :)

You know what? Sampai sekarang, saya kadang masih kaget bahwa saya akan menikah. :D

Monday, January 9, 2012

HUSBAND.. Do these things to your wife



- Be careful to choose your words, especially when angry.

- Show affection for her in front of relatives/friends.

- Make sure your children speak to her and treat her in respectful ways.

- Make sure she has money to spend any way she would choose.

- Hold her close and verbally express your love when she is hurt or discouraged.

- Surprise her by giving her a special gift from time to time.

- Share the responsibilities around the house (without looking for special recognition) .

- Do not tease and belittle her, saying I was just joking when she doesn't find it funny.

- Do not forget to hold her hand in public like you used to when you just married her.

- Do not focus on the physical features of another woman (It dishonors your wife; not to mention it's sinful).

- Let her sleep in sometimes and you get the children ready for the day.


^_^