Showing posts with label teman. Show all posts
Showing posts with label teman. Show all posts

Sunday, October 30, 2011

Day Three at Jogjakarta

lanjutan dari Day Two at Jogjakarta

Hari ke 3 - Minggu, 13 Februari 2011
Hari ini waktunya kami pulang ke Jakarta. Kami memutuskan untuk menikmati fasilitas hotel dan berkeliling hotel, kegiatan yang belum sempat kami lakukan sejak check in. Lagipula, hotel yang kami tempati letaknya cukup jauh dari stasiun Tugu yang berada di pusat kota. Jadi agar tidak bolak balik, lebih baik kami keluar hotel sekalian untuk check out. Salah satu fasilitas yang kami dapatkan secara gratis adalah berenang. Jadi kami tak melewatkan bermain air dan berjemur di pinggir kolam renang. Setelah puas bermain air, kami kembali ke kamar untuk mandi dan packing. Pesanan delivery bakpia kami pun datang tepat waktu. ^_^

Waktu di tiket pulang pukul 19.30, sedangkan waktu check out hotel pukul 13:00. Jadi, kami putuskan untuk berkeliling di tengah kota sambil menunggu jam pulang. Awalnya kami agak khawatir harus membawa tas pakaian selama berkeliling, namun ternyata ada tempat penitipan tas di dekat pintu stasiun. Saya tidak menyarankan untuk menitipkan barang berharga, jadi yang dititipkan adalah pakaian dan oleh-oleh. Bapak Gatot, pramudi mobil shuttle berbaik hati mengantarkan kami ke stasiun Tugu untuk menitipkan tas dan melanjutkan ke malioboro.

Siang itu kami terkejut dengan padatnya lalu lintas sepanjang malioboro. Saat kami tanya kepada pedagang sekitar, hari itu akan ada festival kebudayaan di sepanjang malioboro, sehingga jalur menuju malioboro dialihkan.Saat itu yang terjadi bukan hanya macet kendaraan, tapi juga macet manusia! Tapi hal itu membuat kami tidak mati gaya sambil menunggu jam keberangkatan kereta kami hingga malam. Kami memutuskan hanya berkeliling di sekitar malioboro, untuk menghindari ketinggalan kereta. Tujuan pertama adalah toko khusus batik Mirota yang berada di ujung jalan malioboro persis di seberang Pasar Bringhardjo. Pramudi mobil shuttle hotel tempat kami menginap menyarankan untuk "survey" harga di Mirota, agar dapat menawar harga yang bagus ketika belanja di pasar Beringharjo dan di sepanjang jalan Malioboro.

Di sela-sela hunting barang-barang khas Jogja, kami menyempatkan untuk makan pecel di depan Pasar Beringharjo. Pecel dapat dilengkapi sate dan daging burung dara, tergantung selera. Sambil makan pecel, kami menikmati pawai kebudayaan yang melintas di sepanjang jalan Malioboro, walau tidak banyak yang dapat kami lihat karena tertutup oleh banyaknya orang yang menonton. Tak terasa malam mulai menjelang, dan kami bergegas menuju Stasiun Tugu dengan berjalan kaki. Sebelum itu, kami membeli nasi kucing sebagai bekal di perjalanan dan mengambil barang titipan kami di tempat penitipan di Stasiun Tugu.

Ada hal unik yang baru diketahui Rani dalam perjalanan ini. Dia baru tahu kalo ada penumpang yang boleh tidur di sepanjang lorong gerbong kereta api. Mereka membeli tiket sehingga tidak diusir ketika petugas memeriksa tiket. hehehehe..

Friday, August 19, 2011

Day Two At Jogjakarta

lanjutan dari Day One at Jogjakarta

Hari ke 2 - Sabtu, 12 Februari 2011
Kami memutuskan untuk mengunjungi tempat wisata di sekitar pusat kota dan menghabiskan waktu seharian penuh. Pilihan pertama kami jatuh kepada Keraton Kesultanan, tempat Sultan Hamengkubuwono tinggal dan bekerja. Keraton merupakan simbol Kerajaan, sistem pemerintahan yang membedakan Jogjakarta dengan Provinsi lainnya. Ternyata pilihan kami tak salah. Disana, kami berkenalan dengan 2 orang gadis manis semi backpacker seperti kami, Wulan dan Siska. Harga Tiket masuk Keraton Jogja Rp. 5,000 per orang ditambah Rp. 1,000 per kamera. Tiket bisa dibeli di dekat pintu masuk Keraton, tempatnya seperti semacam teras rumah jawa kuno. Setelah membeli tiket, kami langsung mendapatkan tour guide.

Bagi saya yang lemah menghafal sejarah, penjelasan dari tour guide terlalu terburu-buru. Namun saya maklum, mengingat banyak sekali turis lokal dan asing yang datang pada hari Sabtu itu. Kami diperkenalkan kepada tempat Sultan biasa mengadakan pertemuan dengan tamu penting, kantor tempat kerja, rumah tempat kediaman, dan tempat pentas seni tradisional. Seni yang saat itu dipentaskan adalah wayang kulit. Terakhir, kami dibawa masuk ke museum Keraton yang berisi barang-barang kuno yang dipergunakan oleh Sultan Hamengkubuwono I hingga sekarang. Namun, ada bagian museum yang tidak diperbolehkan untuk dipotret, berisi antara lain kain batik asli Jogja yang dibuat dengan tangan. Di Keraton kami juga dapat melihat para abdi dalem yang sedang bertugas di tempatnya masing-masing. Sangat menarik!

Selesai berkeliling Keraton, kami sangat lapar. Kebetulan saya dan Rani memang belum sarapan. Jadi tujuan selanjutnya mencari brunch (breakfast lunch), karena saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 10. Wulan dan Siska pun sepakat. :) Berhubung perut sudah tak mau menunggu, akhirnya kami berempat mencari makanan khas Jogja di sekitar Keraton. Kami menemukan banyak penjual Nasi Gurih di Alun-alun, tak begitu jauh dari Keraton. Nasi gurih terdiri dari : nasi kuning, tempe orek, kacang kedelai, kol, daun kemangi, timun, dan kerupuk kulit. Seporsi dikenai harga Rp. 5,000. Setelah perut kenyang kami memutuskan untuk pergi ke tempat wisata selanjutnya yaitu : Candi Prambanan. Dari Alun-alun, kami naik becak dengan harga sewa Rp. 5,000 sampai ke Halte Trans Jogja terdekat, yaitu di depan kantor pos Alun-alun.

Candi Prambanan letaknya cukup jauh dari alun-alun kota, karena berada di ujung kota dekat dengan airport Adisutjipto, namun dapat dicapai dengan bis Trans Jogja. Kami menempuh kira-kira 20 menit perjalanan dari halte di depan kantor pos hingga halte Prambanan. Di depan halte Prambanan terdapat beberapa delman yang berjejer dan siap mengantar kita menuju pintu masuk Candi Prambanan. Sebenarnya Halte Prambanan itu letaknya persis di seberang kawasan Candi Prambanan. Tapi, cukup jauh untuk mencapai loketnya dengan berjalan kaki. Untuk menghemat tenaga dan juga merasakan aura Jogja yang kental, kami berempat memutuskan untuk menyewa delman hingga depan loket tiket Candi Prambanan. Sekali lagi, berbekal bahasa Jawa semaksimal mungkin saya menawar harga sewa delman hingga Rp. 10,000. Sampai di depan loket, saya dikejutkan dengan poster yang di tempel di depan loket. Ada paket hemat Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko. Bukan paket hemat yang buat saya terkejut, tapi karena saya belum pernah dengar nama Candi Ratu Boko sebelumnya. As I mentioned, nilai mata pelajaran Sejarah saya memang kurang bagus. :D

Berikut Harga Tiket Masuk Wisatawan Nusantara (last updated 12 Februari 2011) :
Senin-Jumat
 Umum           Rp. 20,000
 Anak 3-6 thn Rp. 10,000
Sabtu, Minggu dan Libur Nasional
 Umum           Rp. 23,000
 Anak 3-6 thn Rp. 11,000
Paket Prambanan - Ratu Boko : Rp. 30,000

Sebagai backpacker, tentu kami tidak melewatkan paket hemat. :P Harga tiket paket termasuk tiket masuk ke kedua tempat wisata tersebut dan shuttle Prambanan-Ratu Boko-Prambanan yang diparkir tak jauh dari loket. Ketika kami sampai di Prambanan, kebetulan shuttle sudah akan berangkat ke Ratu Boko, jadi kami pun ikut. Jarak Prambanan-Ratu Boko ternyata tidak terlalu dekat dan jalurnya cukup sulit dijangkau jika menggunakan angkutan umum. Mungkin itu sebabnya diadakan paket hemat Prambanan-Ratu Boko dengan shuttle, agar Ratu Boko lebih dikenal oleh wisatawan. Waktu tempuh Prambanan-Ratu Boko dengan shuttle bus kurang lebih 20-25 menit. Sampai di depan loket situs Candi Ratu Boko, ternyata kami harus membayar karena membawa kamera, sebesar Rp. 5,000. Menurut saya, yang menarik dari situs Candi ini adalah jalur dari loket sampai ke ujung kawasan situs ini adalah jalurnya agak menanjak, jadi seperti tracking line. Tak berapa jauh dari loket, saya melihat ada beberapa kijang yang sedang merumput. Saya mencoba naik setinggi mungkin hingga berhasil hingga ke wilayah Candi yang paling atas. Ada bagian dari situs ini yang bisa melihat kawasan Candi Prambanan dari jauh. Semakin kami berusaha menjelajahi kawasan ini, semakin kami menyadari bahwa kawasan Candi ini sangat luas. Namun, penjelajahan kami harus terhenti karena gerimis mulai turun dan semakin deras hingga kami harus berlari kencang hingga ke tempat parkir.

Ketika mobil shuttle sampai di Candi Prambanan, hujan masih turun. Kami menunggu hingga agak reda dan memutuskan untuk mulai berkeliling Candi Prambanan dengan berbekal payung sewaan. Candi Prambanan merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa buah bangunan candi. Setelah puas berfoto di tiap candi, kami bergerak menuju pintu keluar. Ternyata ada band yang sedang memainkan lagu-lagu lama. Hampir sampai pintu keluar ada semacam pasar kaget. Di sana menjual beberapa makanan dan jajanan kaki lima. Lalu kira-kira 1 meter di depannya menjual berbagai barang khas Jogja, barang-barang bernuansa batik. Di sini kami kembali hunting barang untuk oleh-oleh. Seperti pasar pada umumnya, kita harus pandai menawar untuk mendapatkan harga yang bagus :). Sepertinya kami terlalu lama menawar, sehingga mendung yang sudah terlihat sejak kami beranjak keluar, tiba-tiba menurunkan hujan yang cukup lebat. Kami menawar dengan cepat becak yang berada di pintu keluar, untuk mengantarkan kami ke halte Trans Jogja Prambanan. Sampai halte, ternyata sudah penuh dengan orang yang menunggu bus, sehingga kami berteduh di pinggir halte. Untungnya kami tidak perlu menunggu bus terlalu lama. Kami ternyata 1 bus dengan serombongan peserta tour, yang seolah menguasai pembicaraan di bus, sehingga penumpang bus yang lain hanya menonton mereka berbincang.

Kami berempat turun di halte Malioboro dan sepakat untuk mencari makan siang yang terlambat :P. Kami lalu memilih bakso seharga Rp. 10,000 per porsi dan lumpia goreng seharga Rp. 1,500 per buah. Setelah perut kenyang, kami berpisah. Wulan dan Siska kembali ke hotel mereka yang memang berlokasi di sekitar Malioboro, sedangkan aku dan Rani meneruskan perjalanan ke pasar malam Sekaten di Alun-Alun untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Terus terang, pasar malamnya jauh berbeda dari ekspektasi kamu. Pasar malam yang kami datangi tak ubahnya kumpulan pedagang yang hanya berpindah tempat. Harga yang ditawarkan pun cukup mahal dan tak ada jajanan maupun mainan khas pasar malam.

Karena tidak mendapatkan apa yang kami inginkan, maka kami berjalan ke arah Monumen Serangan Umum 1 Maret. Kami duduk di bangku sekitar monumen tersebut untuk beristirahat dan memikirkan tujuan selanjutnya. Rani tak melewatkan untuk mencoba wedang ronde yang sedang dijajakan. Nah saat itulah kami melihat sekotak bakpia milik sepasang muda mudi yang duduk di sebelah kami. Kami pun bertanya kepada mereka dimana dapat membeli bakpia itu. Mereka menyarankan untuk minta diantarkan tukang becak ke bakpia 25. Mereka mengingatkan untuk minta diantarkan ke pabriknya jangan ke tokonya, karena produk di pabrik fresh from the oven. Tanpa pikir panjang, kami berdua mencari becak terdekat.

Bakpia 25 yang saya datangi merupakan pusat produksi disertai toko kecil di depannya. Ternyata di bakpia 25 tidak hanya menjual bakpia, tapi juga beberapa jajanan khas Jogja lainnya. Namun, karena tujuan ke sana adalah bakpia, tentu saja aku memborong bakpia untuk oleh-oleh. Ada 2 ukuran kotak yang ditawarkan, isi 15 buah seharga Rp. 18.000 dan 20 buah seharga Rp. 22.000. Isinya pun beragam, ada kacang hijau, kacang hitam, cokelat, dan keju. Di sini juga memiliki layanan delivery dengan minimal order 10 kotak. Kontaknya adalah :
Bakpia Pathok 25
oleh-oleh khas Jogja
Jl. Sanggarahan Pathuk NG I / 504
Phone (0274) 513904, 566122.
Kami memutuskan untuk menggunakan layanan tersebut dengan alasan agar bakpia yang kami bawa pulang adalah bakpia terbaru. Setelah memesan beberapa kotak bakpia untuk diantar besok siang ke hotel, kami memutuskan kembali ke malioboro, tempat tunggu mobil shuttle hotel.

Dalam perjalanan menuju malioboro, abang becak menawarkan kami ke daerah alun-alun karena ada festival sepeda hias. Namun, karena jadwal wisata hari ini sangat padat sehingga tubuh sangat lelah, kami terpaksa menolak tawaran yang menggiurkan itu. Tempat temu kami adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Yogyakarta UPT pengelolaan Kawasan Malioboro. Beruntungnya kami, karena saat itu ada Atraksi Kesenian Wisata Budaya tahun 2011 di sana. Sambil menunggu pesanan bebek goreng untuk makan malam kami di hotel, kami sempat menonton sedikit Atraksi Kesenian dari barisan bangku paling belakang. Pengemudi mobil shuttle hotel sungguh baik hati, mau menunggu kami membeli bebek goreng, meskipun waktu sudah melebihi jadwal shuttle. Sisa waktu malam itu kami habiskan dengan makan malam bebek goreng, bersih-bersih diri, dan langsung tergolek tidur.

Monday, June 6, 2011

Day One at Jogjakarta

Hari Ke 1 - Jum'at, 11 Februari 2011
Jadwal di tiket seharusnya sudah sampai di Yogyakarta pada pukul 4.30 pagi. Namun, kereta sempat beberapa kali berhenti, sehingga kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta pada pukul 5.30 pagi. Karena masih cukup pagi dan kami berdua sedang libur sholat (baca : haid), maka yang pertama ada di otak kami adalah sarapan. :P Sebelumnya kami menyempatkan untuk bersih-bersih (a.k.a buang air kecil dan cuci muka) di toilet Stasiun. Toilet dan airnya bersih, serta GRATIS. ;)

Berbekal sedikit googling sebelum berangkat, kami memutuskan untuk mencari sarapan di sekitar pasar Beringharjo yang "katanya" tak jauh dari Stasiun Tugu. Sesuai dengan arahan petugas stasiun, kami keluar dari pintu Selatan dan belok kiri. Di depan gerbang stasiun, kami langsung ditawari becak Rp. 5.000,- sampai malioboro. Karena kami fikir tak jauh, maka kami memutuskan untuk jalan kaki hingga bertemu lampu merah pertama, lalu belok kanan. Disitulah jalan malioboro dimulai sepanjang kira-kira 1 km. Tak jauh dari belokan, kami melihat ada jajanan gudeg. Tanpa fikir panjang, kami memesan nasi gudeg dengan ayam (maklum lapar sekali). Gudeg yang kami pesan seharga Rp. 10.000 karena pake ayam. Saya lihat ada abang becak pesan nasi gudeg dengan tahu seharga Rp. 4.000.

Setelah perut kenyang, kami baru bisa berfikir jernih. hehehe.. Kami memutuskan untuk mencari Halte TransYogya terdekat, karena menurut hasil googling bis tersebut melewati beberapa tempat pariwisata. Bis TransYogya mirip seperti bis TransJakarta, bedanya ukuran bis dan haltenya lebih kecil dari TransJakarta. Harga tiketnya pun lebih murah, yaitu Rp. 3.000.

Kami pun me-"wawancara"i mba petugas tiket tentang tujuan wisata yang dilewati bis tersebut. Karena jadwal check-in hotel jam 2 siang, yang artinya masih lama sekali, kami memutuskan Candi Borobudur sebagai tujuan wisata pertama. Dari halte Malioboro, kami transit di halte K.H. Ahmad Dahlan, berganti bis menuju halte Jombor. Halte bis TransYogya Jombor berada di dalam terminal bis AntarKota Jombor. Kami keluar halte bis TransYogya untuk mencari bis menuju Borobudur - Magelang. Bis ekonomi Antarkota Yogya - Borobudur mengantarkan kami ke Borobudur sekitar 45 menit kemudian dengan ongkos Rp. 10.000 per orang. Kami beruntung karena jalur menuju Magelang sudah dibuka sejak ada lumpur dingin dan musibah meletusnya gunung Merapi, sehingga lalu lintas cukup lancar. Menurut supir bis, sebelumnya jalur di sekitar lumpur dingin diberlakukan konsep buka-tutup jalan, sehingga bisa menghabiskan 2 jam untuk trayek Yogya - Borobudur. Aku fikir bis tersebut akan langsung mengantarkan kami di depan gerbang tempat wisata Candi Borobudur, tapi ternyata tidak. Bis sempat transit di Terminal Drs. Prajitno - Mutilan, Magelang, dan tujuan akhir bis tersebut adalah Terminal Borobudur di Magelang.

Dari terminal tersebut, banyak becak yang berebut menawarkan jasanya. Di Magelang terdapat 3 candi, yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon. Jasa becak untuk ke masing-masing Candi adalah Rp. 20.000 PP (Terminal - Candi - Terminal). Perlu diketahui, bis antarkota yang kami tumpangi melewati Candi Mendut sebelum berhenti di terminal Magelang. Saat di perjalanan menuju Candi Borobudur, abang becak "merayu" kami untuk sekalian ke 2 candi lainnya. Namun, karena kami telah melihat Candi Mendut, sepakat untuk melihat Candi Pawon dan Candi Borobudur. Dengan berbekal bahasa Jawa sebisanya, saya mencoba menawar jasa becak dari yang seharusnya Rp. 40.000 / 2 Candi menjadi Rp. 35.000 dan tiket Candi Pawon kami berdua dibiayai oleh abang becak.

Setiba di Candi Pawon, kami cukup terkejut karena hanya terdapat 1 buat candi kecil dan lokasinya berada di tengah-tengah perumahan penduduk. Tiket masuk Candi Pawon seharga Rp. 3.000/orang. Setelah puas berfoto, yang ditonton oleh penduduk lokal, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur. Tiket Candi Borobudur untuk Senin-Jumat Rp. 20.000/orang, sedangkan untuk Sabtu dan Minggu Rp. 23.000/orang. Berhubung belum sempat ke Hotel, kami masih membawa tas pakaian. Tas dan barang bawaan kami titipkan di tempat penitipan barang di dekat loket tiket masuk. Beruntung, abang becak kami mengetahui spot2 bagus untuk berfoto bahkan ia cukup jago menggunakan digital  camera, sehingga aku dan Rani bisa sering foto berdua. :)

Terakhir aku mengunjungi Candi Borobudur adalah ketika aku masih kecil, mungkin usia SD. Sehingga satu2nya ingatan tentang tempat wisata ini hanyalah Candi yang besar dan bertingkat. :P Abang becak yang menemani kami sungguh mirip seperti tour guide, dia yang memberitahu bahwa ada wisata lain selain Candi di tempat itu, antara lain Museum Kapal Perang dan tempat pelatihan Gajah. Saya merasa Harga Tiket Masuk seharga Rp. 20.000 sungguh tidak sia-sia.

Sesuai kesepakatan, abang becak mengantarkan kami kembali ke Terminal. Sebelum naik bis, kami sempatkan makan siang di Terminal. Perjalanan pulang ke Jogjakarta terasa lebih lama karena kami sudah sangat lelah. Sampai di terminal Jombor, kami langsung bertanya kepada petugas, angkutan menuju hotel Hyatt. Katanya, naik bis TransYogya sampai halte Monali, lalu ada angkutan umum warna hijau yang menuju ke sana. Cukup lama kami menunggu angkutan umum warna hijau itu Monali, akhirnya kami memutuskan untuk menyetop taxi dan menawar Rp.10.000 sampai Hotel Hyatt. Proses check in mudah dan cepat, sehingga kami bisa segera beristirahat. Sampai di kamar, kami bergantian mandi lalu tidur pulas sampai ashar. :)

Kami mencari makan malam di sekitar hotel, dan pilihan kami jatuh Mie Jawa Pak Kumis. Seporsi mie dikenai harga Rp. 7.000 saja, tidak jauh berbeda dengan harga di Jakarta memang. Namun alhamdulillah, nikmat dan kenyang. Pulang dari warung Pak Kumis, kami sempat mampir membeli martabak. Saat abangnya difoto, dia minta di tag di Facebook. Sungguh penjual yang gaol. :P Martabaknya cukup enak, namun sayang belum sedahsyat martabak langganan saya di Jakarta. Kami menikmati martabak keju di kamar hotel sambil mengobrol dan menonton tv. Tak lama kemudian, kami terlelap. G sabar nunggu hari esok.. ^_^

UnPlanned Travelling

Saya ini seorang planner, seperti yang udah pernah dijelaskan di sini. Jadi, selalu melakukan sesuatu itu dengan perencanaan. Paling takut kalau harus bepergian tanpa rencana. Apalagi kalau ke luar kota, minimal rencananya dari 1 bln sebelumnya. Hehehe.. Tapi liburan Rani yang cuma sebentar di Indonesia merubahnya.

Rencana liburan Rani memang sudah disounding beberapa bulan sebelumnya. Berhubung dia liburan hanya 2 minggu di Indonesia, jadi saya sudah booking jadwal untuk jalan bareng. Kayak mau meet & greet artis. LOL. Ketika tanggal pulang sudah ditetapkan, Rani info jadwal liburan selama di Indonesia ke semua temannya, termasuk saya. Sebelumnya saya booking jadwal dia selama di Jakarta. Tapi saya ditawarkan untuk menemani dia ke Jogja. Sempat ragu, karena saat itu saya masih berstatus kontrak di kantor dan belum dapat hak cuti. Tapi ternyata eh ternyata, 2 minggu sebelum jadwal ke Jogja, SK saya turun. Yippie..

Beberapa hari sebelum hari H, saya pesan tiket kereta di stasiun Senen. Rencananya kita berangkat hari Jumat tanggal 11 Februari malam dan pulang hari Minggu tanggal 13 Februari, tapi ternyata tiket tanggal 11 Februari penuh. Selidik punya selidik karena hari Selasa tanggal 15 Februari hari libur. Oalah, saya lupa kalau itu long weekend (hari Senin adalah Hari Kejepit Nasional) :P Akhirnya, saya pesan tiket kereta Senja Utama jurusan Stasiun Senen - Stasiun Tugu Jogja, berangkat hari Kamis tanggal 10 Februari 2011 jam 19.30 dan estimasi sampai tujuan jam 04.30 keesokan harinya. Tiket seharga Rp. 130.000,- per orang. Agar aman, aku juga sekaligus membeli tiket pulangnya untuk hari Minggu tanggal 13 Februari 2011 dengan harga yang sama. Aku memilih kereta kelas bisnis, karena cukup nyaman untuk perjalanan dan juga nyaman di kantong. :P


Kamis, 10 Februari 2011
Sepulang dari kantor, saya menyempatkan untuk makan malam dengan sayangkuw di mall dekat kantor, sambil menunggu Rani. Kebetulan kantor saya dekat dengan Stasiun Senen dan Rani setuju untuk janjian di mall dekat kantor. Rani datang setelah saya selesai makan malam dan meminta untuk ditemani membeli paket take home HokBen untuk dimakan di kereta, sekalian membeli beberapa perlengkapan mandi di supermarket mall tersebut. Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB, sehingga kami pun bergegas menuju stasiun Senen, menggunakan bajai. Perjalanan menggetarkan itu memakan waktu tidak sampai 15 menit. Sampai di stasiun, kami masih harus menunggu sekitar 15-20 menit hingga kereta datang. Tak sulit untuk menemukan gerbong dan kursi yang sesuai dengan tiket kami. Selama di kereta, kami menyusun jadwal kami selama di Jogja nanti. Sempat menelpon beberapa Tour guide, namun harga yang mereka tawarkan kurang cocok dengan anggaran kami, sehingga kami memutuskan untuk nekat dan memikirkan jadwal tour on the spot saja. :) Tak lama kemudian, kami bergantian untuk tidur dan menjaga barang bawaan kami.

And the story goes.. (to be continued)

Thursday, January 29, 2009

Tanggung Jawab Baru


Ketika pertama kali membaca undangan di salah satu milis mysql, niat untuk datang karena ingin mencari ilmu dan memperluas pergaulan. Tidak disangka tiba-tiba tergerak untuk mendaftarkan jadi kandidat pengurus untuk komunitas baru itu. Jumlah suara yang kudapat akhirnya mendapukku untuk menjadi sekretaris komunitas, sebagai satu-satunya kandidat perempuan.
MySQL Indonesia adalah komunitas para pengguna dan penggemar MySQL yang didukung oleh Sun Microsystem Indonesia. Hasil pertemuan itu adalah pertemuan bulanan untuk belajar bareng tentang MySQL. Sekaligus diresmikan milis MySQL Indonesia. Semoga ini bisa menjadi salah satu cara untuk terus meningkatkan kualitas diri. amin.
Hasil pertemuan itu pun dimuat di detikinet.

Tuesday, September 16, 2008

First meeting in IELTS Prepration Class

yippie...
Last night was my first day in the IETLS Prepration Class. I was so excited. 1st day with native speaker. His name is Shane. I don't know about his nationality, but I like his accent :D He is very cheerfull, optimistic, and enthusiastic. The class consists of 8 person, including me, with 2 men and 6 women.
First we introduced each other, than Shane asked for our hopes and fears for this course. So 7 of us (the other one was late), wrote it on a paper that Shane gave to us. Then we learnt how to predict some question for listening comprehension. After that, Shane gave us questions about definition of sentence, verb, tense, paragraph, and topic sentence. While we aswered those questions, He has checked our answers about hopes and fears. Then We discussed it, both about hopes and fears, then about those definitions.


His note is by having IELTS Prepration Class, we wont learning structure or grammar spesificly, because we must be had intermediate level in general english. So, we will learn about how to use those structure or grammar well in writing esp, to take note on the certain part in listening comprehension, to use formal way in speaking, and the strategy to find the correct answer in reading part at less time.
So, we will learn the strategy of getting high score in IELTS test. I can't wait for next meeting. O ya, Shane gave us homework, so we can reach our target on time..
I'll do it tonight, after having dinner.

n_n

Saturday, September 6, 2008

Pertama kali


Hmm..Pertama kalinya nih nge-blog lwt hp :) memang yg pertama kali itu selalu unik.
Kemarin juga pertama kali buka puasa di luar rumah selama 5 hari pertama puasa.Pertama kalinya juga survey untuk acara buka puasa. Kemarin aku janjian sama cindy,salah 1 teman sd,untuk buka bersama di atrium senen,sekalian survey tempat untuk bukber teman2 sd.Itu jg pertama kaliny kami jalan bareng.
Tapi sampai pulang pun, kami belum bisa memutuskan tempat yang akan dipakai untuk acara bukber sd nanti.Hehehe..At least,kami sudah punya kandidatnya. O iy,sebenarny aku ajak arin utk gabung. Tapi dia berhalangan hadir.
Udah ah,aku mau baca untuk pertama kalinya novel dua kutub cinta karangan Mira W, yang pertama kalinya aku beli kemarin d gunung agung atrium. Novel itu juga novel Mira W yang pertama yang gambar sampulnya bukan gambar bunga, setahuku y..
Aku mau tidur,yang untuk pertama kalinya, tidak harus bangun buru2, because it's Saturday! Tapi nanti jam 8 atau 9an aku mau k R.S. Tarakan untuk pertama kalinya dan mau menjalani tes bebas narkoba untuk pertama kalinya untuk melengkapi syarat dokumen tes asdp besok. Ini tes BUMN pertama yang pernah aku ikuti yang diadain hari Minggu di gedung ppm Manajemen di Menteng, yang besok akan menjadi pertama kalinya aku masuk kesana.

n_n