Tuesday, November 20, 2012

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un. Selamat jalan, mbah Nur.

Semua yang lahir pasti akan meninggal. Ada yang datang dan ada yang pergi.

Kelahiran Syafiqah Rahmah di bulan November ini ternyata diikuti dengan kepergian Mbah Nur tercinta.
Kemarin mbah Nur (ibunya papa saya) telah dipanggil Allah SWT dalam usia 80 tahun lebih. Beliau meninggal dalam kondisi sakit yang cukup parah karena kanker payudara yang dideritanya selama 1 tahun lebih. Beberapa tahun sebelumnya, mbah pernah terkena stroke 2 kali. Bahkan stroke yang terakhir menyebabkan beliau susah menggerakkan bibir untuk bicara dan kaki untuk berjalan.

Buat keluarga kami, mbah Nur menempati tempat yang sangat istimewa. Bagaimana tidak? Papa adalah anak satu-satunya Mbah Nur. Sehingga semua kasih sayang mbah Nur dicurahkan kepada kami, anak-anak papa. Mbah Nur dan mbah Karim lama tinggal di Pekalongan, bahkan mbah Karim meninggal di kota kelahiran papa itu. Sejak kecil, hampir setiap lebaran Idul Fitri kami melakukan tradisi mudik ke Wonopringgo, sebuah kota kecil di Pekalongan.

Sejak kecil kami terbiasa dengan kasih sayang Mbah Nur yang selalu tak habis-habisnya. Terlebih lagi bila kami mudik ke rumah beliau. Setiap pagi kami pasti selalu dibelikan Nasi Megono seharga Rp. 1,000 per bungkus. Nasi Megono ini terdiri dari nasi hangat + Urap nangka gurih manis khas Pekalongan + Tempe goreng tepung. Kami tidak pernah bosan makan nasi megono tiap pagi selama kami di sana. Hehehe..


No comments: