Sunday, January 22, 2012

Tanggal VS Gedung VS Vendors

Jika sebagian besar calon pengantin harus menyerahkan penentuan tanggal kepada keputusan kedua keluarga besar, tidak demikian dengan kami. Alhamdulillah, kedua orang tua kami dan para sesepuh di atasnya tidak memaksakan sebuah tanggal yang biasanya mereka dapat dengan menghitung-hitung tanggal baik dari tanggal lahir kami berdua. Kedua orang tua kami sepakat bahwa insya Allah semua tanggal baik. Syarat yang mereka minta juga tak sulit, yaitu : hari Minggu. Sesuai dengan ajaran Islam, pada dasarnya mereka meminta sebaiknya pernikahan diadakan tak jauh setelah proses lamaran. Akan lebih baik jika diadakan tak jauh setelah hari Raya Idul Fitri. Namun, apa daya, selain karena uang tabungan kami berdua belum cukup :P, gedung di sekitar rumah saya pun sudah habis di-booked oleh calon pengantin yang lain.

Jika calon pengantin memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan, akad dan resepsi, dengan menyewa tempat/gedung di luar rumah, maka perlu diingat bahwa gedung tersebut milik umum yang tentu saja ada peminat selain anda. Terlebih lagi, biasanya gedung tersebut hanya dapat disewakan pada akhir minggu, yang sering tidak match dengan "tanggal baik" yang biasanya jatuh pada hari kerja. Sehingga, adat "tanggal baik" cukup (baca : sangat) sulit diterapkan. Sebagian calon pengantin masa kini menyiasatinya dengan mengadakan akad dan resepsi di tempat yang terpisah. Akad diadakan di rumah pada "tanggal baik", kemudian mengadakan  resepsi di Gedung pada tanggal yang tersedia. Namun, perlu diperhatikan juga biaya yang akan dikeluarkan jika mengadakan 2 acara di 2 tempat dan waktu yang berbeda.Saya dan Ibas sepakat untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di tempat dan hari yang sama dengan menyewa gedung karena beberapa pertimbangan. Alhamdulillah, keluarga mendukung keputusan kami.

Pencarian tanggal juga berbanding lurus dengan gedung dan para vendor. Mengapa demikian? Hubungan antara gedung dan tanggal telah saya jelaskan di atas. Beberapa gedung biasanya telah memiliki rekanan para pengisi acaranya, bahkan ada beberapa yang mewajibkan untuk menggunakan rekanan mereka. Ada juga beberapa gedung yang membebaskan calon pengantin menggunakan jasa rekanan mereka (tanpa charge tambahan) atau memilih vendor lain (dengan charge tambahan). Jadi hal ini perlu ditanyakan dulu kepada pihak gedung.

Kami memilih tanggal 12 Februari 2012, sebagai tanggal akad nikah dan resepsi kami. Banyak yang mengira kami ingin tanggal cantik (12022012), namun bukan itu alasan utama kami. Kebetulan, gedung yang kami inginkan kosong pada tanggal tersebut. Kami menjatuhkan pilihan kepada Gedung Sasana Amal Bakti milik Kementrian Agama Republik Indonesia yang berada di Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Alasannya sederhana : lokasi tak jauh dari rumah saya, tanggal kosong yang tersedia tak jauh dari rencana kami, dan pastinya harga terjangkau dengan budget kami. :) Mengapa memilih lokasi yang tak jauh dari rumah saya? Pada saat akad nikah, pastinya calon mempelai wanita yang membutuhkan banyak waktu untuk dirias. Setelah saya bertanya kepada beberapa sumber, dibutuhkan tak kurang dari 3 jam untuk merias calon mempelai wanita hingga selesai. Bisa dibayangkan, jika akad nikah dilakukan pada jam 8 atau 9 pagi, berarti jam 5 atau 6, saya sudah harus tiba di lokasi. Jika lokasinya jauh dari rumah saya, masa saya harus menginap di lokasi? Hehehehe...

No comments: