Monday, June 6, 2011

Day One at Jogjakarta

Hari Ke 1 - Jum'at, 11 Februari 2011
Jadwal di tiket seharusnya sudah sampai di Yogyakarta pada pukul 4.30 pagi. Namun, kereta sempat beberapa kali berhenti, sehingga kami sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta pada pukul 5.30 pagi. Karena masih cukup pagi dan kami berdua sedang libur sholat (baca : haid), maka yang pertama ada di otak kami adalah sarapan. :P Sebelumnya kami menyempatkan untuk bersih-bersih (a.k.a buang air kecil dan cuci muka) di toilet Stasiun. Toilet dan airnya bersih, serta GRATIS. ;)

Berbekal sedikit googling sebelum berangkat, kami memutuskan untuk mencari sarapan di sekitar pasar Beringharjo yang "katanya" tak jauh dari Stasiun Tugu. Sesuai dengan arahan petugas stasiun, kami keluar dari pintu Selatan dan belok kiri. Di depan gerbang stasiun, kami langsung ditawari becak Rp. 5.000,- sampai malioboro. Karena kami fikir tak jauh, maka kami memutuskan untuk jalan kaki hingga bertemu lampu merah pertama, lalu belok kanan. Disitulah jalan malioboro dimulai sepanjang kira-kira 1 km. Tak jauh dari belokan, kami melihat ada jajanan gudeg. Tanpa fikir panjang, kami memesan nasi gudeg dengan ayam (maklum lapar sekali). Gudeg yang kami pesan seharga Rp. 10.000 karena pake ayam. Saya lihat ada abang becak pesan nasi gudeg dengan tahu seharga Rp. 4.000.

Setelah perut kenyang, kami baru bisa berfikir jernih. hehehe.. Kami memutuskan untuk mencari Halte TransYogya terdekat, karena menurut hasil googling bis tersebut melewati beberapa tempat pariwisata. Bis TransYogya mirip seperti bis TransJakarta, bedanya ukuran bis dan haltenya lebih kecil dari TransJakarta. Harga tiketnya pun lebih murah, yaitu Rp. 3.000.

Kami pun me-"wawancara"i mba petugas tiket tentang tujuan wisata yang dilewati bis tersebut. Karena jadwal check-in hotel jam 2 siang, yang artinya masih lama sekali, kami memutuskan Candi Borobudur sebagai tujuan wisata pertama. Dari halte Malioboro, kami transit di halte K.H. Ahmad Dahlan, berganti bis menuju halte Jombor. Halte bis TransYogya Jombor berada di dalam terminal bis AntarKota Jombor. Kami keluar halte bis TransYogya untuk mencari bis menuju Borobudur - Magelang. Bis ekonomi Antarkota Yogya - Borobudur mengantarkan kami ke Borobudur sekitar 45 menit kemudian dengan ongkos Rp. 10.000 per orang. Kami beruntung karena jalur menuju Magelang sudah dibuka sejak ada lumpur dingin dan musibah meletusnya gunung Merapi, sehingga lalu lintas cukup lancar. Menurut supir bis, sebelumnya jalur di sekitar lumpur dingin diberlakukan konsep buka-tutup jalan, sehingga bisa menghabiskan 2 jam untuk trayek Yogya - Borobudur. Aku fikir bis tersebut akan langsung mengantarkan kami di depan gerbang tempat wisata Candi Borobudur, tapi ternyata tidak. Bis sempat transit di Terminal Drs. Prajitno - Mutilan, Magelang, dan tujuan akhir bis tersebut adalah Terminal Borobudur di Magelang.

Dari terminal tersebut, banyak becak yang berebut menawarkan jasanya. Di Magelang terdapat 3 candi, yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon. Jasa becak untuk ke masing-masing Candi adalah Rp. 20.000 PP (Terminal - Candi - Terminal). Perlu diketahui, bis antarkota yang kami tumpangi melewati Candi Mendut sebelum berhenti di terminal Magelang. Saat di perjalanan menuju Candi Borobudur, abang becak "merayu" kami untuk sekalian ke 2 candi lainnya. Namun, karena kami telah melihat Candi Mendut, sepakat untuk melihat Candi Pawon dan Candi Borobudur. Dengan berbekal bahasa Jawa sebisanya, saya mencoba menawar jasa becak dari yang seharusnya Rp. 40.000 / 2 Candi menjadi Rp. 35.000 dan tiket Candi Pawon kami berdua dibiayai oleh abang becak.

Setiba di Candi Pawon, kami cukup terkejut karena hanya terdapat 1 buat candi kecil dan lokasinya berada di tengah-tengah perumahan penduduk. Tiket masuk Candi Pawon seharga Rp. 3.000/orang. Setelah puas berfoto, yang ditonton oleh penduduk lokal, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur. Tiket Candi Borobudur untuk Senin-Jumat Rp. 20.000/orang, sedangkan untuk Sabtu dan Minggu Rp. 23.000/orang. Berhubung belum sempat ke Hotel, kami masih membawa tas pakaian. Tas dan barang bawaan kami titipkan di tempat penitipan barang di dekat loket tiket masuk. Beruntung, abang becak kami mengetahui spot2 bagus untuk berfoto bahkan ia cukup jago menggunakan digital  camera, sehingga aku dan Rani bisa sering foto berdua. :)

Terakhir aku mengunjungi Candi Borobudur adalah ketika aku masih kecil, mungkin usia SD. Sehingga satu2nya ingatan tentang tempat wisata ini hanyalah Candi yang besar dan bertingkat. :P Abang becak yang menemani kami sungguh mirip seperti tour guide, dia yang memberitahu bahwa ada wisata lain selain Candi di tempat itu, antara lain Museum Kapal Perang dan tempat pelatihan Gajah. Saya merasa Harga Tiket Masuk seharga Rp. 20.000 sungguh tidak sia-sia.

Sesuai kesepakatan, abang becak mengantarkan kami kembali ke Terminal. Sebelum naik bis, kami sempatkan makan siang di Terminal. Perjalanan pulang ke Jogjakarta terasa lebih lama karena kami sudah sangat lelah. Sampai di terminal Jombor, kami langsung bertanya kepada petugas, angkutan menuju hotel Hyatt. Katanya, naik bis TransYogya sampai halte Monali, lalu ada angkutan umum warna hijau yang menuju ke sana. Cukup lama kami menunggu angkutan umum warna hijau itu Monali, akhirnya kami memutuskan untuk menyetop taxi dan menawar Rp.10.000 sampai Hotel Hyatt. Proses check in mudah dan cepat, sehingga kami bisa segera beristirahat. Sampai di kamar, kami bergantian mandi lalu tidur pulas sampai ashar. :)

Kami mencari makan malam di sekitar hotel, dan pilihan kami jatuh Mie Jawa Pak Kumis. Seporsi mie dikenai harga Rp. 7.000 saja, tidak jauh berbeda dengan harga di Jakarta memang. Namun alhamdulillah, nikmat dan kenyang. Pulang dari warung Pak Kumis, kami sempat mampir membeli martabak. Saat abangnya difoto, dia minta di tag di Facebook. Sungguh penjual yang gaol. :P Martabaknya cukup enak, namun sayang belum sedahsyat martabak langganan saya di Jakarta. Kami menikmati martabak keju di kamar hotel sambil mengobrol dan menonton tv. Tak lama kemudian, kami terlelap. G sabar nunggu hari esok.. ^_^

UnPlanned Travelling

Saya ini seorang planner, seperti yang udah pernah dijelaskan di sini. Jadi, selalu melakukan sesuatu itu dengan perencanaan. Paling takut kalau harus bepergian tanpa rencana. Apalagi kalau ke luar kota, minimal rencananya dari 1 bln sebelumnya. Hehehe.. Tapi liburan Rani yang cuma sebentar di Indonesia merubahnya.

Rencana liburan Rani memang sudah disounding beberapa bulan sebelumnya. Berhubung dia liburan hanya 2 minggu di Indonesia, jadi saya sudah booking jadwal untuk jalan bareng. Kayak mau meet & greet artis. LOL. Ketika tanggal pulang sudah ditetapkan, Rani info jadwal liburan selama di Indonesia ke semua temannya, termasuk saya. Sebelumnya saya booking jadwal dia selama di Jakarta. Tapi saya ditawarkan untuk menemani dia ke Jogja. Sempat ragu, karena saat itu saya masih berstatus kontrak di kantor dan belum dapat hak cuti. Tapi ternyata eh ternyata, 2 minggu sebelum jadwal ke Jogja, SK saya turun. Yippie..

Beberapa hari sebelum hari H, saya pesan tiket kereta di stasiun Senen. Rencananya kita berangkat hari Jumat tanggal 11 Februari malam dan pulang hari Minggu tanggal 13 Februari, tapi ternyata tiket tanggal 11 Februari penuh. Selidik punya selidik karena hari Selasa tanggal 15 Februari hari libur. Oalah, saya lupa kalau itu long weekend (hari Senin adalah Hari Kejepit Nasional) :P Akhirnya, saya pesan tiket kereta Senja Utama jurusan Stasiun Senen - Stasiun Tugu Jogja, berangkat hari Kamis tanggal 10 Februari 2011 jam 19.30 dan estimasi sampai tujuan jam 04.30 keesokan harinya. Tiket seharga Rp. 130.000,- per orang. Agar aman, aku juga sekaligus membeli tiket pulangnya untuk hari Minggu tanggal 13 Februari 2011 dengan harga yang sama. Aku memilih kereta kelas bisnis, karena cukup nyaman untuk perjalanan dan juga nyaman di kantong. :P


Kamis, 10 Februari 2011
Sepulang dari kantor, saya menyempatkan untuk makan malam dengan sayangkuw di mall dekat kantor, sambil menunggu Rani. Kebetulan kantor saya dekat dengan Stasiun Senen dan Rani setuju untuk janjian di mall dekat kantor. Rani datang setelah saya selesai makan malam dan meminta untuk ditemani membeli paket take home HokBen untuk dimakan di kereta, sekalian membeli beberapa perlengkapan mandi di supermarket mall tersebut. Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB, sehingga kami pun bergegas menuju stasiun Senen, menggunakan bajai. Perjalanan menggetarkan itu memakan waktu tidak sampai 15 menit. Sampai di stasiun, kami masih harus menunggu sekitar 15-20 menit hingga kereta datang. Tak sulit untuk menemukan gerbong dan kursi yang sesuai dengan tiket kami. Selama di kereta, kami menyusun jadwal kami selama di Jogja nanti. Sempat menelpon beberapa Tour guide, namun harga yang mereka tawarkan kurang cocok dengan anggaran kami, sehingga kami memutuskan untuk nekat dan memikirkan jadwal tour on the spot saja. :) Tak lama kemudian, kami bergantian untuk tidur dan menjaga barang bawaan kami.

And the story goes.. (to be continued)