Wednesday, January 25, 2012

Vendor ooh.. Vendor


Menentukan Vendor untuk pernikahan kita itu gampang-gampang susah. Biasanya drama persiapan pernikahan dimulai dari ini. hehehe.. Karena hal-hal lain selain Gedung, sangat penting antara satu dan yang lainnya. Pada saat menentukan pilihan-pilihan dari sekian banyak vendor yang ada lah, yang biasanya menyebabkan perselisihan antara kedua pengantin bahkan juga bisa kedua keluarga besar.

Secara garis besar, ada 2 pilihan dalam memilih vendor, yaitu menggunakan vendor mandiri (vendor-vendor yang terpisah) atau menggunakan paket (memilih 1 vendor, lalu menggunakan vendor lain yang rekanan). Terdapat kelebihan dan kekurangan pada kedua pilihan tersebut, namun saya sarankan pilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Memilih vendor-vendor secara terpisah
Kelebihan :
  1. Memungkinkan kita untuk mendapatkan vendor yang terbaik di bidangnya masing-masing.
  2. Biasanya terdapat banyak bonus yang diberikan dari vendor.
  3. Biasanya kita dapat meminta hal-hal secara mendetail sesuai dengan keinginan kita.
  4. Biasanya mereka memiliki konsultan yang dapat memberikan saran jika kita masih bingung atau mengarahkan ide kita agar hasilnya lebih baik.
Kekurangan :
  1. Biasanya harus mengeluarkan dana yang lebih banyak dibandingkan memilih vendor secara paket.
  2. Biasanya kita membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak untuk mengatur semua vendor sendiri.

Memilih paket dari vendor (dan rekanannya)
Kelebihan :
  1. Bisa menghemat waktu dan tenaga, karena kita hanya perlu mengontrol kemajuan persiapan kesemua vendor hanya melalui salah satunya.
  2. Biasanya kita mendapatkan harga yang lebih murah daripada memilih vendor yang terpisah, karena antar vendor telah memiliki kesepakatan mengenai harga.
Kekurangan :
  1. Terkadang ada salah 1 vendor rekanan yang belum kita kenal baik hasil pekerjaannya. 
  2. Tak banyak vendor yang memperbolehkan kita merubah paket yang mereka tawarkan. Biasanya mereka sudah memiliki item-item yang termasuk di dalam paket. Kita hanya bisa memilih salah satu dari beberapa paket yang telah mereka sediakan. Sebaiknya, pastikan dulu kepada vendor sejauh mana kita dapat menambah / mengurangi / merubah isi paket yang mereka tawarkan.



Sunday, January 22, 2012

Tanggal VS Gedung VS Vendors

Jika sebagian besar calon pengantin harus menyerahkan penentuan tanggal kepada keputusan kedua keluarga besar, tidak demikian dengan kami. Alhamdulillah, kedua orang tua kami dan para sesepuh di atasnya tidak memaksakan sebuah tanggal yang biasanya mereka dapat dengan menghitung-hitung tanggal baik dari tanggal lahir kami berdua. Kedua orang tua kami sepakat bahwa insya Allah semua tanggal baik. Syarat yang mereka minta juga tak sulit, yaitu : hari Minggu. Sesuai dengan ajaran Islam, pada dasarnya mereka meminta sebaiknya pernikahan diadakan tak jauh setelah proses lamaran. Akan lebih baik jika diadakan tak jauh setelah hari Raya Idul Fitri. Namun, apa daya, selain karena uang tabungan kami berdua belum cukup :P, gedung di sekitar rumah saya pun sudah habis di-booked oleh calon pengantin yang lain.

Jika calon pengantin memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan, akad dan resepsi, dengan menyewa tempat/gedung di luar rumah, maka perlu diingat bahwa gedung tersebut milik umum yang tentu saja ada peminat selain anda. Terlebih lagi, biasanya gedung tersebut hanya dapat disewakan pada akhir minggu, yang sering tidak match dengan "tanggal baik" yang biasanya jatuh pada hari kerja. Sehingga, adat "tanggal baik" cukup (baca : sangat) sulit diterapkan. Sebagian calon pengantin masa kini menyiasatinya dengan mengadakan akad dan resepsi di tempat yang terpisah. Akad diadakan di rumah pada "tanggal baik", kemudian mengadakan  resepsi di Gedung pada tanggal yang tersedia. Namun, perlu diperhatikan juga biaya yang akan dikeluarkan jika mengadakan 2 acara di 2 tempat dan waktu yang berbeda.Saya dan Ibas sepakat untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di tempat dan hari yang sama dengan menyewa gedung karena beberapa pertimbangan. Alhamdulillah, keluarga mendukung keputusan kami.

Pencarian tanggal juga berbanding lurus dengan gedung dan para vendor. Mengapa demikian? Hubungan antara gedung dan tanggal telah saya jelaskan di atas. Beberapa gedung biasanya telah memiliki rekanan para pengisi acaranya, bahkan ada beberapa yang mewajibkan untuk menggunakan rekanan mereka. Ada juga beberapa gedung yang membebaskan calon pengantin menggunakan jasa rekanan mereka (tanpa charge tambahan) atau memilih vendor lain (dengan charge tambahan). Jadi hal ini perlu ditanyakan dulu kepada pihak gedung.

Kami memilih tanggal 12 Februari 2012, sebagai tanggal akad nikah dan resepsi kami. Banyak yang mengira kami ingin tanggal cantik (12022012), namun bukan itu alasan utama kami. Kebetulan, gedung yang kami inginkan kosong pada tanggal tersebut. Kami menjatuhkan pilihan kepada Gedung Sasana Amal Bakti milik Kementrian Agama Republik Indonesia yang berada di Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Alasannya sederhana : lokasi tak jauh dari rumah saya, tanggal kosong yang tersedia tak jauh dari rencana kami, dan pastinya harga terjangkau dengan budget kami. :) Mengapa memilih lokasi yang tak jauh dari rumah saya? Pada saat akad nikah, pastinya calon mempelai wanita yang membutuhkan banyak waktu untuk dirias. Setelah saya bertanya kepada beberapa sumber, dibutuhkan tak kurang dari 3 jam untuk merias calon mempelai wanita hingga selesai. Bisa dibayangkan, jika akad nikah dilakukan pada jam 8 atau 9 pagi, berarti jam 5 atau 6, saya sudah harus tiba di lokasi. Jika lokasinya jauh dari rumah saya, masa saya harus menginap di lokasi? Hehehehe...

Friday, January 20, 2012

KUA atau Rumah atau Gedung?

Lokasi acara memang salah satu hal terpenting saat memutuskan untuk menikah, selain tanggal tentunya. Sebelum menentukan atau mencari lokasi, kita harus menentukan dulu apakah hanya mengadakan akad nikah atau dilanjutkan dengan resepsi.

KUA
Kantor Urusan Agama dapat menjadi pilihan lokasi untuk akad. Ada beberapa alasan untuk memilih KUA sebagai tempat berlangsungnya akad nikah :
- Harga administrasi pernikahan dan honor penghulu lebih murah daripada akad nikah dilakukan di luar KUA (di rumah atau gedung)
- Calon Pengantin tidak perlu menyediakan ruangan, meja, kursi, microfon, sound, dan lain sebagainya, karena di KUA sudah disediakan. Kita tinggal datang berpakaian rapih dan membawa keperluan pernikahan (mempelai pria, mempelai wanita, wali nikah, saksi nikah, mahar)
- Calon Pengantin juga dapat membawa beberapa orang keluarga dan kerabat, karena KUA akan menyediakan ruangan Serbaguna untuk akad nikah beserta beberapa kursi. Tapi sepanjang pengetahuan saya, kursi yang disediakan oleh KUA biasanya tak lebih untuk 50 orang.

Rumah
Biasanya calon pengantin mengadakan akad nikah dan resepsi di rumah, karena beberapa alasan berikut :
- Calon pengantin mengadakan akad nikah di rumah, lalu mengadakan resepsi di rumah, biasanya karena terbentur "tanggal baik", yaitu tanggal yang biasanya adalah hasil perhitungan sesepuh keluarga dari hari lahir kedua calon pengantin. "Tanggal baik" ini biasanya jatuh pada hari kerja (Senin - Jum'at), sedangkan teman-teman calon pengantin sulit hadir. Sehingga biasanya pada saat akad nikah, hanya mengundang keluarga dekat. Pada saat resepsi yang diadakan pada akhir minggu, baru mengundang kerabat dan teman-teman.
- Acara pernikahan (biasanya resepsi) yang diadakan di rumah, biasanya diadakan sepanjang hari, dari pagi hingga malam. Hal ini agar semua undangan dapat hadir pada waktu yang sesuai dengan kesediaan waktu mereka.

- Calon pengantin yang memutuskan mengadakan acara akad nikah di rumah, lalu resepsi di luar rumah, biasanya selain karena alasan poin pertama ("Tanggal baik"), juga karena rumahnya kurang terjangkau. Bisa karena ukuran rumah terlalu kecil, berada di gang kecil, atau jalan menuju rumah sulit terjangkau.

Gedung
Calon pengantin yang memutuskan untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di luar rumah, biasanya karena alasan-alasan berikut :
- Ukuran rumah terlalu kecil untuk menampung tamu yang biasanya berjumlah ratusan.
- Rumah berada di kawasan padat penduduk dan atau di gang kecil
- Jalanan menuju rumah sulit terjangkau, bisa karena jauh dari jalan utama, tidak ada angkutan umum, atau kondisi jalan yang rusak.
- Mencari lokasi yang lebih dekat dengan sebagian besar rumah para tamu
- Mencari lokasi yang berada di antara rumah kedua calon pengantin
- Agar acara tidak berlangsung seharian, karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Saya dan Ibas sepakat untuk mengadakan akad nikah dan resepsi di tempat dan hari yang sama di luar rumah. Berikut beberapa alasannya :
1. Kedua rumah orang tua kami masing berada di gang kecil dengan luas rumah yang tidak terlalu besar.
Kami ingin membuat para tamu dapat berada di tempat pernikahan kami selama acara berlangsung tanpa takut tidak mendapatkan space.
2. Keterbatasan waktu dan tenaga. Sebenarnya ini keinginan pribadi kami. Rasanya kami tak sanggup harus berpakaian adat selama seharian penuh, sekalipun jika acara di rumah biasanya 2 hingga 3 kali ganti baju. Terutama saya, yang berencana memakai sunting adat minang itu.
3. Sebenarnya ada usulan dari kedua orang tua kami untuk memisahkan acara akad nikah dan resepsi. Hal ini agar dapat memecah tamu menjadi 2 bagian. Namun kami menolak dengan alasan, memisahkan tempat dan waktu akad nikah dan resepsi akan memakan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar. :)

Sebenarnya, memutuskan dimana tempat diadakannya acara pernikahan, dapat diputuskan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Hohoho.. It is getting closer, sodara-sodara.. ^_^

Wednesday, January 18, 2012

Check List


Setelah kami sepakat untuk menikah, kami mulai googling hal-hal yang perlu dipersiapkan. Berikut adalah hal-hal yang harus dipersiapkan secara garis besar :

1. Gedung Akad dan Resepsi
2. Catering Akad dan Resepsi
3. Tata rias dan busana Akad dan Resepsi
4. Pelaminan dan dekorasi Resepsi
5. Foto dan Video Akad dan Resepsi
6. MC Akad dan Resepsi
7. Hiburan dan Tari-tarian Resepsi
8. Undangan
9. Souvenir
10. Administrasi RT, RW, Kelurahan, KUA
11. Penghulu
12. Seserahan
13. Mahar / Mas Kawin (wajib)
14. Transportasi ketika hari H
15. Baju seragam keluarga (optional)

Let's hunting.. ^_^

Sunday, January 15, 2012

Lamar Melamar

Sebenarnya Ibas sudah melamar secara personal ketika awal kami dekat dan sudah meminta kepada orang tua saya. Jadi proses lamaran ini adalah sebagai perkenalan kedua keluarga yang baru pertama kali bertemu, sekaligus permintaan secara resmi dari keluarga Ibas untuk menjadikan saya mantu. :D Biasanya sih dalam lamaran ini dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan pernikahan, seperti tanggal, tempat, dan biaya. Tapi berhubung kedua pihak keluarga mempercayakan segala keputusan kepada kami berdua, jadi hari itu lebih banyak diisi dengan perkenalan antara kedua keluarga.

Berikut susunan acara lamaran itu :
1. Pembukaan acara oleh pembawa acara, yang saat itu adalah kakak saya.
2. Pihak keluarga pria mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan rombongan keluarga pria yang diwakilkan oleh utusan yang sudah ditunjuk. Saat itu yang mewakilkan adalah adik laki-laki bapaknya Ibas.
3. Kemudian dari pihak keluarga wanita akan memberikan sambutan penerimaan sebagai tanda bahwa pihak keluarga menyambut baik rencana lamaran dari pihak pria. Saat itu yang mewakilkan adalah adik laki-laki tertua mama saya.
4. Perkenalan keluarga masing-masing, yang biasanya diawali oleh keluarga pihak pria baru kemudian keluarga pihak wanita.
5. Penyerahan hantaran oleh pihak pria secara simbolis.
6. Penyerahan balasan hantaran oleh pihak wanita secara simbolis.
7. Ibu dari calon mempelai pria memakaikan cincin kepada calon mempelai wanita
8. Penutupan oleh pembawa acara yang diteruskan dengan doa bersama, bertujuan agar segala sesuatu yang telah direncanakan dapat berjalan dengan lancar.
9 Acara ramah-tamah yang diisi dengan makan siang bersama yang sebelumnya telah disiapkan.

Hantaran
Sebenarnya saya tidak terlalu ingat detail hantaran lamaran yang dibawa oleh Ibas sekeluarga. Karena acara penyerahan hantaran dilakukan ketika saya masih 'disembunyikan' di dalam kamar. Ketika acara makan siang selesai pun, semua hantaran langsung dibagi menjadi beberapa bungkusan untuk dibagikan ke saudara dan tetangga. Hal yang saya ingat adalah semua hantaran itu merupakan makanan dan minuman, tidak ada barang pribadi. Nanti saya coba lihat di kumpulan foto pada saat acara lamaran ya, semoga adik saya memotret semua hantaran. :D

Percaya tau tidak, saya dan Ibas hampir tidak mengobrol selama acara berlangsung. Kami juga baru menyadari ketika acara sudah selesai bahwa kami terlalu fokus terhadap keberhasilan acara. Saya sendiri baru keluar dari kamar ketika acara hampir selesai, yaitu ketika ibunya Ibas akan memakaikan cincin. Pada saat makan bersama pun, Ibas menemani para bapak-bapak dari kedua keluarga dan saya menemani para ibu-ibu nya. Yang saya paling ingat adalah ketegangan kami berdua selama acara. Tangan saya mendadak dingin dan gemetar ketika akan dipakaikan cincin oleh Ibu nya Ibas. Ibas pun tak banyak bicara selama acara. hehehe.. Alhamdulillah, acara berlangsung lancar. Ready to the next step, go find vendors. B-)

Thursday, January 12, 2012

I am Getting Married

Kenapa Menikah Sekarang?
[X] usia sudah 'cukup'
[X] sudah bekerja
[X] sudah ada pasangan
[X] sudah disuruh orang tua

Ketika lulus kuliah, ditanya "Kapan kerja?". Sudah kerja, ditanya "Kapan nikah?". "Usia sudah cukup, pekerjaan sudah ada, pasangan sudah ada, nunggu apa lagi sih?". Orang tua saya, selayaknya orang tua lainnya, ingin anak-anaknya bahagia dengan pasangan hidupnya kelak. Mereka ingin kami, anak-anaknya, mendapatkan orang yang dapat meneruskan tanggung jawab mereka menjaga kami. Namun, mereka mempercayakan pilihan kepada kami.
Beberapa teman yang sudah mengenal saya sejak masih sekolah dan kuliah sering mempertanyakan kenapa saya agak "dingin" dengan beberapa lelaki yang mendekati saya. Bukan berarti orientasi biologis saya menolak lelaki. Ketika usia sudah mencapai seperempat abad, banyak yang bilang "Udah, jangan terlalu pemilih. Nanti malah g ada yang mau memilih.". Saya sungguh tidak bisa menjadi "jual murah" dengan tidak memilih. Saya ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang bisa menjadi partner menjalani rumah tangga hingga maut memisahkan. Saya yakin banyak yang setuju dengan kalimat klise itu. Semua akan indah pada waktunya. Jadi, ketika saya beberapa kali menjalin hubungan dekat dengan lelaki, lalu kemudian berakhir, saya yakin memang sudah seharusnya begitu. Semua hal yang saya alami di kehidupan saya pasti membawa hikmah yang besar. 

Kenapa dengan dia?
Cinta karena Allah tidak selalu membutuhkan beragam kesamaan di antara kalian. Namun, yang terpenting adalah kesamaan prinsip dan tujuan, yaitu menggapai ridha Allah SWT.
Saya sendiri, bahkan juga dia, tidak menyangka bahwa kami akan menikah. Kami memang berteman sudah lama, tapi hanya sekedar kenal bahwa kami satu almamater, bahkan mungkin kuantitas obrolan kami dapat dihitung dengan jari. Ketika akhirnya kami memiliki kesempatan untuk dekat, sudah beberapa tahun setelah kami lulus. Saya selalu percaya bahwa jika hati ragu, maka jangan ambil keputusan itu. Saya selalu meminta agar Allah SWT yang menggerakkan hati saya untuk mengambil keputusan yang tepat dan terbaik untuk saya. Saat dia bilang ingin menjadikan saya istrinya, ada yang berbeda di hati saya. Saya yang selama ini takut dan penuh keraguan ketika ada lelaki yang melamar, mendadak yakin dan berani untuk mengangguk dan menjawab "Ya, aku bersedia". Padahal saat itu baru genap sebulan kedekatan kami. Teman-teman kami tidak ada yang percaya bahwa saya semudah itu 'ditaklukan'. :P Well, let's see about our difference. Saya wanita, dia pria. Saya kuning langsat, dia sawo matang. Saya cerewet, dia pendiam. Saya tipe yang banyak beraktifitas di pagi hari, sedangkan dia di malam hari. Saya planner, dia spontan. Saya tegas, dia pemaaf. Saya programmer, dia Network Engineer. Saya Scorpio, dia Leo. Dan masih banyak perbedaan lainnya. Bahkan ketika masih belajar di almamater yang sama, teman main kami pun berbeda. 

Lalu apa yang selanjutnya terjadi?
Kami sepakat hal pertama yang kami lakukan ketika berencana menikah adalah menabung. Hal itu kami lakukan bahkan sebelum mengatakan rencana ini kepada kedua orang tua masing-masing. Kami sadar, sesederhana apapun acara pernikahan kami kelak, pasti membutuhkan biaya. Jadi, seminggu setelah kami sepakat untuk menikah, kami membuka akun bank terpisah untuk menabung. Kenapa terpisah? Hanya untuk menjaga keharmonisan hubungan, mengingat kami belum menjadi suami istri. Jadi, jika ternyata rencana kami tidak sama dengan rencana Allah, tidak akan ada ganjalan di kemudian hari. Tapi tentunya kami berprasangka baik dan terus berdoa semoga rencana kami sejalan dengan rencana Allah SWT. Amin Ya Rabb.
Selama beberapa bulan selanjutnya kami mempersiapkan diri untuk mengatakan rencana kami terhadap kedua orang tua. Mengingat bahwa kami baru saja dekat, tentu orang tua juga perlu dipersiapkan untuk mendengar berita itu. :P Sekitar 4 bulan setelah jadian, kami berdua menghadap kedua orang tua untuk mengatakan rencana pernikahan ini. Deg-deg an nya jauh melebihi ketika akan menghadapi wawancara kerja. hehehe.. Tentunya banyak nasihat-nasihat yang diberikan oleh mereka, yang kami dengarkan dengan seksama. Intinya, mereka mempertanyakan kesiapan mental kami, menghadapi perbedaan di antara kami, menerima kelebihan dan kekurangan keluarga masing-masing. Dengan mengucapkan bismillah, kami berdua siap. B-)
Sebulan kemudian, terjadilah lamaran secara resmi. Hmm, maksudnya keluarga Ibas datang menemui keluarga saya melamar saya untuk anak mereka. Bagaimana kisahnya? Tunggu post selanjutnya. :)

You know what? Sampai sekarang, saya kadang masih kaget bahwa saya akan menikah. :D

Monday, January 9, 2012

HUSBAND.. Do these things to your wife



- Be careful to choose your words, especially when angry.

- Show affection for her in front of relatives/friends.

- Make sure your children speak to her and treat her in respectful ways.

- Make sure she has money to spend any way she would choose.

- Hold her close and verbally express your love when she is hurt or discouraged.

- Surprise her by giving her a special gift from time to time.

- Share the responsibilities around the house (without looking for special recognition) .

- Do not tease and belittle her, saying I was just joking when she doesn't find it funny.

- Do not forget to hold her hand in public like you used to when you just married her.

- Do not focus on the physical features of another woman (It dishonors your wife; not to mention it's sinful).

- Let her sleep in sometimes and you get the children ready for the day.


^_^