Friday, February 17, 2017

Baru 5 tahun belajar

Saya dan suami tidak pernah menyangka bahwa kami akan menikah. Kami memang sudah saling mengenal 10 tahun sebelum kami menikah. Mengenyam pendidikan selama 4 tahun bersama. Jumlah mahasiswa yang tidak terlalu banyak, memungkinkan kami sering bertemu atau bahkan ada kelas2 yang kami ikuti bersama (menurut suami sih ada kelas bareng, tapi saya tidak ingat 😅). Tapi selama 4 tahun bertemu di kampus, seingat saya kami mengobrol hanya beberapa kali, bisa dihitung dengan jari. Itu pun tak pernah mengobrol berdua, tapi dalam forum panitia. Apalagi kami juga bukan teman sepermainan (beda gank gituh 😁). Intinya, sebelumnya saya mengenal suami hanya lewat teman-temannya dan hanya tau bahwa dia ada. 
Sampai sekitar 6 tahun kemudian, dia membantu saya menemukan alamat untuk interview freelance job, saya juga masih tidak menyangka kami akan memiliki hubungan selain pertemanan. Hingga 2,5 tahun setelah itu (8,5 tahun sejak kami kenal), kami dipertemukan lagi di acara pernikahan salah seorang teman. Kami yang kebetulan datang duluan dari yang lain, mengobrol banyak tentang banyak hal. 
Setelah itu, saya baru menyadari bahwa dia ada niat untuk lebih mengenal satu sama lain (dan memastikan saya belum ada yang lamar 😅). Tak sampai 2 bulan setelah itu, dia langsung bertanya pada saya apakah saya mau menjadi istrinya. Setelah saya menyetujuinya, 2 bulan kemudian dia melamar saya langsung ke papa saya. 2 bulan setelahnya dia membawa serta keluarganya untuk melamar saya secara resmi. Setelah itu, kami membutuhkan 8 bulan untuk mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan akad nikah dan resepsi. Kalau diingat-ingat, kami hanya memiliki waktu 1 tahun (minus kesibukan mempersiapkan pernikahan) sebelum menikah untuk saling mengenal. Waktu yang kurang sih menurut saya. Oleh karena itu, setelah menikah, kami tak berhenti untuk belajar memahami satu sama lain. Belajar menjadi suami dan istri yang saling membawa kebaikan. Belajar menjadi orang tua yang baik untuk anak kami. Sudah 5 tahun kami belajar. Banyak suka dan duka yang kami lewati. Dan kami belum akan berhenti belajar, sampai maut memisahkan (jika Allah SWT mengijinkan).
Btw, teman-teman yang mengenyam pendidikan bersama, (hampir) semua tidak menyangka saat kami mengirimkan undangan pernikahan. Kata mereka "Kok bisa? Kapan PDKTnya?". Hehehe.. Kami saja tidak menyangka kok. Kalau Allah SWT sudah berkehendak, Dia bisa mendekatkan yang jauh, khan? 😊

Happy anniversary, yank. 😘

No comments: